INFOGRESIK – Tinggal di lingkungan yang berdekatan dengan kawasan industri menggerakan pemuda asal Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Muhammad Zanuar menciptakan alat pemantau kualitas udara.
Bersama dengan 9 orang temannya, mahasiswa jurusan Teknik Instrumentasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat alat yang bisa memonitor dan memfilter udara.
Alat ini mampu melakukan monitoring dan filter udara Partikulat (PM 1, 2.5, 10) CO2, temperatur, kelembaban, dan tekanan udara berbasis panel surya. Pengembangannya nanti ada detektor gas amonia, ozone, dan TVOC.
Saat alat menyala, sensor mendeteksi konsentrasi partikel dan kandungan gas di udara, lalu diproses oleh kontroler dan ditampilkan melalui display serta diunggah ke cloud website. Ketika pembacaan konsentrasi partikel udara dalam ruangan tinggi, maka akan mengaktifkan filtrasinya.
Muhammad Zanuar bercerita, ide pembuatan alat pemantau kualitas udara berangkat dari masalah tingginya polusi udara di Desa Roomo, salah satu desa yang dikelilingi industri besar.
Menurut pemuda 21 tahun itu, banyaknya aktivitas industri yang membuang emisi gas melalui cerobong ke udara menyebabkan tingkat penyakit ISPA di Kabupaten Gresik tinggi. Hal ini sangat disayangkan karena tidak ada nya instrument alat ukur dan ketegasan dari pemerintah untuk mengatasi masalah lingkungan dan kesehatan tersebut.
“Di Desa Roomo konsentrasi Partikulat (PM 2,5) nya rata rata nilai 144 yang terbaca di alat saya. Tergantung kondisi lingkungan yang terbaca,” kata Zanuar kepada Infogresik, Rabu (6/9/2023).
Sekedar diketahui, berdasarkan keterangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dibagi menjadi 5 kategori. Kategori baik yakni rentang nilai 1-50,
kategori sedang nilai 51-100, kategori tidak sehat rentan nilai 101-200, kategori sangat tidak sehat rentan nilai 201-300, dan kategori berbahaya nilai 300 ke atas.
“Kalau di tabel ISPU, pembacaan di Desa Roomo (nilai 144) masuk kategori Tidak Sehat. Di Desa Roomo ya, Mas. Karena tidak bisa disamakan dengan daerah lain di kabupaten Gresik,” ungkapnya.
Diakui Zanuar, kondisi udara dapat berubah-ubah setiap waktu. Sehingga saat di aplikasi nanti akan ada tindakan preventif yang disarankan.
“Menyesuaikan nilai konsentrasi udaranya mas, ada disarankan tidak beraktivitas di luar ruangan hingga memakai masker saat keluar rumah,” jelas pengurus Karang Taruna Ergamor Desa Roomo itu.
Prototipe alat pemantau kualitas udara ini sudah beberapa kali dilombakan dan meraih juara. Seperti dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa, Ginofest (Gresik Inovasi dan Workshop
Festival), serta Pemuda Pelopor Kabupaten Gresik.
Ada beberapa kegiatan lingkungan yang dapat dilakukan dalam penanganan polusi udara, antara lain regulasi kebijakan, inovasi instrumentasi, edukasi, dan sosialisasi lingkungan serta penanaman pohon.
Kedepan, lanjut Zanuar, pengembangan alat ini hasil pembacaannya nanti dapat dipantau secara publik melalui aplikasi dan dapat terintegrasi dengan Website Smartcity Kabupaten Gresik.
“Harapannya bisa menerapkan konsep pentahelix yakni bekerjasama semua stakeholder mulai dari pemuda, masyarakat, komunitas, akademisi, pemerintah, industri, dan media untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan lingkungan,” pungkasnya.