INFOGRESIK – Ketua DPRD Kabupaten Gresik M. Abdul Qodir menyoroti sulitnya petani mendapatkan pupuk. Dia menyebut kelangkaan pupuk ini tak hanya soal kurangnya ketersediaan, namun bisa disebabkan distribusi yang tidak tepat pada waktunya.
“Disaat petani belum membutuhkan, pupuk turun. Bagi petani yang tidak punya modal, maka tidak bisa beli alokasinya. Akhirnya Ada potensi pupuk disalahgunakan,” ungkap Qodir usai dialog bersama Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Gresik di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Desa Sukodono, Kecamatan Panceng, Minggu (24/9/2023).
Secara spesifik, Qodir meminta pemerintah pusat mengubah alur distribusi. Salah satunya melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai kios pupuk bersubsidi.
“Kalau memang BUMDes belum bisa, dan perlu regulasi, tentu akan kita kaji bersama teman-teman di DPRD,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Qodir, ancaman krisis pangan sedang menjadi perhatian bersama. Untuk itu, dirinya mendukung lahirnya petani tangguh dari kalangan kader Nahdlatul Ulama (NU).
“Pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam ketahanan pangan di Gresik. Kami mendorong lahirnya petani tangguh. Produktivitas pertanian menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah,” katanya.
Dari data yang dihimpun dari hasil reses DPRD Gresik, 34% responden menginginkan adanya pembangunan jalan usaha tani (JUT), 30% menginginkan tersedianya jaringan irigasi dan 24% peningkatan pembangunan irigasi tani baru.
Dari hasil survei itu, Qodir berkata, pemerintah daerah bersama dewan berkomitmen penambahan anggaran infrastruktur pertanian dengan pola kolaboratif antara APBD dan APBDes.
“Termasuk melibatkan swasta utamanya industri yang bergerak di bidang pertanian,” pungkasnya.