INFOGRESIK – Guna memberikan keterampilan terhadap narapidana, khusus perempuan, PT PLN Nusantara Power (NP) Unit Pembangkit (UP) Gresik bekerjasama dengan Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Gresik, menggelar pelatihan membuat chunky bag di Rutan Kelas IIB Gresik.
Chunky bag atau tas yang dibuat dengan teknik merajut menggunakan benang atau tali tebal, memang mulai populer di masyarakat. Apalagi dalam proses pembuatannya tak memerlukan mesin atau jarum, sehingga semua dapat melakukannya.
Pelatihan pembuatan chunky bag yang dihadiri Kepala Rutan Kelas IIB Gresik Yuliawan Dwi Nugroho, Manager Business Support PT PLN NP UP Gresik Satriyo Bekti Wibowo dan Kepala Dinas KBPPPA dr Titik Ernawati itu mendapat sambutan antusias dari penghuni rutan.
Untuk membuat chunky bag, dibutuhkan ketelitian dan kreativitas tangan pengrajin. Hal ini lantaran harus menggunakan teknik hand knitting.
Manager Business Support PT PLN NP UP Gresik, Satriyo Bekti Wibowo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut MoU antara PLN dengan Dinas KBPPP Gresik, terkait program pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Gresik.
Dia menambahkan, kegiatan pelatihan pembuatan kerajinan tangan chunky bag ini diikuti oleh 15 warga binaan perempuan.
“Harapannya kegiatan ini bisa menjadi bekal mereka di masa yang akan datang. Semua perempuan punya hak yang sama untuk berdaya dan memiliki kehidupan yang lebih baik seperti yang bisa kita contoh dari Ibu Kartini,” ungkap Satriyo, Kamis (24/4/2025).
Rencananya, selain pelatihan pembuatan chunky bag, juga akan ada beberapa kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas warga binaan perempuan seperti pelatihan pemanfaatan kain perca, cooking class, acceptance training hingga mental health training.
Sementara, Kepala Dinas KBPPPA Kabupaten Gresik, dr. Titik Ernawati, memberikan apresiasi kepada para pihak yang terlibat dalam program ini. Ia menegaskan, bahwa pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya pemberdayaan perempuan, termasuk mereka yang saat ini berada dalam masa pembinaan.
Dia juga menambahkan, kegiatan seperti ini akan terus dikembangkan untuk membuka lebih banyak peluang bagi warga binaan perempuan.
“Kami mengapresiasi atas kepedulian PLN terhadap teman-teman perempuan yang harus menjalani hidup di rutan, dan memberi pelatihan khususnya perempuan agar dapat mengisi waktunya dengan hal yang positif, sehingga selepas dari rutan sebagai bekal keterampilan dan lebih berdaya secara ekonomi,” ujarnya.