INFOGRESIK – Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik menjadi salah satu desa yang ikut dalam 1st ASEAN Village Network Meeting serta Back to Back Meeting Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE).
Dalam ASEAN Village Network yang diadakan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) di Yogyakarta itu, terdapat sembilan desa yang berpartisipasi dan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu desa wisata, desa digital, dan desa one village one product (OVOP). Salah satu desa yang terpilih untuk mewakili kategori desa wisata adalah Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim mengaku senang menjadi satu-satunya desa di Jawa Timur yang ditunjuk mewakili Indonesia sebagai Percontohan Desa Wisata di kancah ASEAN.
“Kalau untuk acara ASEAN ini saya memberikan apresiasi, jadi senang Kepala Desa berterima kasih yang sebesar-besarnya, terobosan dari pemerintah terkait bagaimana kita bisa Head to head lintas negara yang berhubungan dengan sesama desa,” ungkap Halim, Selasa (25/7/2023).
Kades berjuluk Ki Begawan Setigi ini menjelaskan, ada dua wisata yang dimiliki Desa Sekapuk Gresik yakni Wisata Setigi (Selo Tirto Giri) dan Agrowisata KPI (Kebun Pak Inggih). Wisata tersebut mengantarkan Sekapuk menjadi Desa Miliader.
Lebih lanjut, dibutuhkan berbagai inovasi dan tabel-tabel agar wisata di desa dapat maju dan berkembang. Hal itu menjadi tantangan disetiap daerah.
“Saya rasa sulit, tapi dengan adanya program ini yang sudah di inisiasi oleh Indonesia sangatlah positif. Jadi bisa memberikan support kepada para kepala desa se-Indonesia dan bagaimana kita untuk terus membangun bangsa melalui desa untuk terus memberikan kontribusi inovasi pembangunan desanya karena semuanya itu tidak terhenti di desa saja masih ada peluang, masih ada ruang jadi tidak hanya bicara perkembangan se-Indonesia, tetapi se-Asia,” katanya.
Abdul Halim mengungkapkan mengenai program-programnya. Kalau untuk program-program itu yang disampaikan untuk masing-masing negara mempunyai 9 delegasi jadi Desa Jejaring Asean atau yang populer AVN (Asean Village Network) ini, programnya ke depan paling tidak sesuai dengan Locusnya ke desa wisata itu dari sisi potensi wisata lintas desa antar negara itu berbagi pengalaman, berbagi informasi, dan juga inovasinya.
Lalu juga ada Locus desa digital, bagaimana memberikan layanan cepat, bagaimana memberikan layanan yang terbaik di pemerintahan desa mengingat administrasi pertama yaitu yang diterbitkan oleh Pemerintah desa. “Ini bisa mengedukasi negara-negara lain, desa-desa negara di anggota ASEAN untuk bisa sama menjadi Desa Digital,” jelasnya.
Sementara, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) RI, Sugito menyampaikan, kegiatan 1st ASEAN Village Network Meeting diikuti perwakilan dari negara – negara ASEAN. Adapun tujuannya untuk membahas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan.
“Termasuk membuka jalan bagi pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka sharing pengalaman, implementasi dari SDG’S,” ujar Sugito.