INFOGRESIK – Dedikasi dan ketekunan Mat Kauli dalam melestrasikan seni tradisi macapat gagrak Gresik sudah tak diragukan lagi. Meski usianya sudah memasuki 91 tahun, namun ia masih aktif melantunkan dan mengajar macapat khas pesisiran.
Atas dedikasi tersebut, berbagai penghargaan telah diraih pria yang mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) Tingkat III ini. Terbaru, Mat Kauli meraih penghargaan sebagai Maestro Seni Tradisi dalam Anugerah Kebudayaan Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia pada 9 Desember 2022 di Jakarta.
Saat mengambil penghargaan itu, Mat Kauli didampingi pegawai dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Kabupaten Gresik.
Mat Kauli sendiri lahir pada 1 Mei 1931. Bakat dan keterampilan dalam melantunkan macapat tak bisa dilepaskan dari sosok sang ayah, Alm. Niti Sastro Samardi. Sejak berusia 17 tahun ia sudah belajar macapat.
Kini, kakek yang sudah memiliki 28 cucu dan 13 cicit ini menjadi satu-satunya pelantun macapat cengkok Gresikan.
Diusia senja, Mat Kauli masih rutin membaca macapat Serat Sindujoyo sejak tahun 2006 hingga 2022 pada Haul Sindujoyo di Kelurahan Lumpur, Gresik. Ia juga aktif mengisi acara belajar membaca tulisan aksara Jawa kuno di kantor Pengurus Daerah Muhammadiyah Gresik.
Tak sampai disitu, Mat Kauli masih sering menyalin kembali beberapa naskah serat dan babad kuno dengan aksara Pegon dan Jawa, yang tersimpan rapi di kediamannya di Kebomas, Gresik. Salah satunya menulis ulang buku peninggalan sang ayah.
Buku berbahasa Jawa yang awalnya memiliki tebal 995 halaman, menjadi 2.222 halaman usai diterjemahkan dalam huruf Latin. Kurang lebih 14 bulan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan penerjemahan tersebut. Pengalihbahasaan ini diharapkan agar semua orang bisa membaca bunyi tulisan meskipun tidak tahu artinya.