INFOGRESIK – Berkat kesuksesan dalam pengelolaan sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Gresik akhirnya mendapatkan Penghargaan Adipura 2023 kategori Kota Sedang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penantian selama 10 tahun akhirnya terbayar sudah usai Wakil Menteri LHK Alue Dohong menyerahkan piala Adipura kepada Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sri Subaidah, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024).
Usai mendapatkan penghargaan, Bupati Gresik beserta rombongan langsung balik ke Kota Pudak untuk melaksanakan kirab Piala Adipura keliling kota. Mulai dari Stadion Gelora Joko Samudra di Jalan Veteran, kemudian ke Jalan Panglima Sudirman, dan finish di Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) Jl. Jaksa Agung Gresik.
Di sepanjang rute 4 kilometer yang dilalui, tampak kegembiraan masyarakat dalam menyambut Piala Adipura yang sudah absen 10 tahun dari Kabupaten Gresik.
Kegembiraan juga terlihat jelas di wajah Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah serta rombongan yang menaiki Bus Wisata Grissee. Orang nomor satu di Kabupaten Gresik tersebut tak henti-hentinya melambaikan tangan dan menyapa warga masyarakat yang menyambut di sepanjang rute pawai.
Penghargaan ini, juga menjadi kado manis bagi Kabupaten Gresik yang saat ini memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dan Hari Jadi ke-537 Kota Gresik.
Bupati Gresik mengatakan, penghargaan ini merupakan hasil konsistensi kolaborasi yang dilakukan oleh banyak pihak. Baik itu instansi/OPD terkait, masyarakat, perusahaan, sekolah/akademisi, NGO/LSM, media, serta masyarakat.
“Penghargaan yang telah kita rebut setelah 10 tahun ini, adalah bukti kerja keras kita dengan seluruh elemen masyarakat dalam penanganan isu lingkungan di Gresik khususnya sampah,” ujar bupati yang akrab disapa Gus Yani itu.
Piala Adipura, bagi Bupati Yani juga menjadi suatu tonggak awal dalam upaya berkelanjutan dalam penanganan sampah di Kabupaten Gresik. Dirinya berharap, di tahun mendatang, isu penanganan sampah melalui Tempat Pembuangan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS3R) bisa masuk di Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrembangdes) dan dibangun di tiap desa.
“Makna Piala Adipura tidak hanya sekadar kebersihan dan keindahan saja, melainkan ada yang lebih substantif yaitu kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Berikutnya saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun hutan kota dan banyak ruang terbuka hijau di Kabupaten Gresik. Gresik Lestari, bersama-sama kita menanam sampai mati,” jelasnya.
Menurut laporan dari DLH Gresik, kinerja pemerintah dalam mengelola sampah meningkat dari 66,74% menjadi 77,20%. Ditambah dengan kolaborasi antar pihak untuk memenuhi RTH Perkotaan hingga 10.49%.
Pengurangan ini meningkat drastis karena peran serta masyarakat dalam banyak hal. Seperti Gresik Kawasan Merdeka Sampah, bank sampah unit, induk, program kampung iklim, sekolah adiwiyata, dan sarana persampahan seperti TPS 3R, TPST, serta TPA Ngipik dengan inovasi RDF.
“Pemerintahan Kabupaten Gresik terus berkomitmen melakukan penanganan sampah dengan menggunakan mesin RDF, pembangunan sarpras di Gresik Selatan TPST Belahanrejo, TPST Diponggo di Pulau Bawean dan rencana di Gresik Utara TPST Sidomukti,” ungkap Gus Yani.
Kepala DLH Sri Subaidah menambahkan, kedepannya DLH akan terus mengibarkan inovasi dan konsistensi dalam menangani isu lingkungan. Salah satunya adalah dengan gencar memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.
“Seperti yang telah dikatakan wakil presiden tadi, bahwa diperlukan edukasi dan sosialisasi untuk merubah kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah. Dan ini harus kita lakukan secara konsisten,” ucapnya.