INFOGRESIK – Nuasa tempo dulu begitu kental saat kita berada di warung kopi (warkop) Titiek Djaya Jl. HOS Cokroaminoto No.1 Bedilan Gresik. Hilir mudik anak muda memesan menu andalan; kopi dan es coklat roti.
Setiap datang ke warkop Titiek Djaya, kita akan melihat puluhan anak muda duduk-duduk di pinggir jalan terpendek di Indonesia tersebut. Mereka tampak asyik mengobrol sambil menikmati berbagai minuman dan jajanan dengan suasana kawasan heritage Gresik.
Bangunan warkop berukuran 2×5 meter yang ditempati warkop Titiek Djaya sendiri merupakan bangunan heritage berarsitektur era kolonial di kawasan Bandar Grissee.
Pemilik warkop Titiek Djaya, Rico Andreas bercerita, bahwa dirinya sejak lama berkeinginan memiliki warkop bernuansa heritage. Namun, baru di bulan Oktober 2023 mimpinya dapat terwujud dan tak lama viral.
“Saya sudah berkeliling di kawasan Bandar Grisse untuk mencari tempat yang sesuai dengan konsep yang saya inginkan. Akhirnya dapat di seberang Gardu Suling. Begitu cocok saya menyewanya dua tahun,” ujar Rico, Kamis (11/1/2024).
Untuk menambah kesan jadul, Alumnus Manajemen Bisnis, Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) itu memberikan nama dengan ejaan lama, Titiek Djaya. Meski warkopnya berkonsep jadul namun segmen pasar yang dibidik Rico adalah kaum milenial.
“Sebelum membuka warkop ini saya lebih dulu melakukan riset. Jika umumnya warkop memiliki segmen pasar laki-laki dewasa atau bapak-bapak, tapi saya ingin Titiek Djaya memiliki segmen anak muda baik laki-laki maupun perempuan,” terangnya.
Sulung dari dua bersaudara ini melanjutkan dari hasil risetnya itu ia menemukan bahwa warkopnya harus memiliki menu spesifik kekinian yang disukai segmen pasarnya, yakni kaum milenial.
“Kami meluncurkan es coklat roti. Menu ini simpel, yakni es coklat yang di atasnya kami beri roti tawar. Ternyata menu ini booming, sejak kami buka, menu ini menjadi menu favorit yang banyak dipesan pelanggan. Selain itu ada juga es kopi Tijay yang banyak diminati pelanggan cewek,” ungkap Rico.
Rico juga menyebut tempat duduk dari kursi plastik pendek dengan meja krat botol juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggannya. Jika awalnya Rico hanya membeli 25 kursi kini bertambah menjadi 130 kursi.
“Tempat saya kan terbatas sehingga para pelanggan terpaksa mengambil tempat duduk di depan toko-toko tetangga yang sudah tutup. Dan kursi plastik pendek dengan meja krat botol ini bersifat portable tapi tetap nyaman,” ucapnya.
Bagi anda yang tertarik, tak ada salahnya mencoba menikmati sajian kopi dan es coklat roti dengan nuansa kawasan bersejarah di sini. Titiek Djaya buka mulai pukul 11.00 sampai 23.00 WIB.