INFOGRESIK– Pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Timur akhirnya melantik Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Gresik masa khidmat 2024-2029 di Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP), Gresik, Kamis (1/5/2025).
Acara tersebut dihadiri jajaran tokoh penting Kabupaten Gresik, termasuk Rois Syuriyah PCNU Gresik KH Farhan, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Wakil Bupati dr. Asluchul Alif, Ketua DPRD Syahrul Munir, Ketua TP PKK Nurul Haromaini, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dr. Shinta Puspitasari, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta perwakilan organisasi masyarakat lintas sektor.
Yang tak kalah istimewa, hadir pula 416 ketua ranting Fatayat NU se-Kabupaten Gresik, yang menjadi simbol kekuatan dan kemandirian organisasi hingga tingkat akar rumput.
Dalam sambutannya, Ketua PC Fatayat NU Gresik terpilih, Masruroh, menyampaikan tekadnya untuk memperkuat struktur dan kualitas kader Fatayat di semua level. Ia mengatakan, kader Fatayat kini hadir dengan berbagai latar belakang dan keahlian—mulai dari praktisi lingkungan, jurnalis, hafidzoh, hingga pelaku UMKM—yang semuanya berkontribusi dalam membangun masyarakat dari berbagai sisi.
“Kami sadar betul bahwa potensi kader Fatayat sangat besar. Karena itu, setiap potensi harus dikelola dan diberdayakan melalui pola kaderisasi yang sistematis. Kami ingin memastikan bahwa gerak dakwah kami berbasis digital dan menyentuh aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, hingga advokasi perempuan dan anak,” ujar perempuan asal Panceng ini.
Ia juga menyampaikan bahwa Fatayat NU Gresik berkomitmen untuk turut mendukung program-program strategis pemerintah daerah, khususnya dalam penanganan isu-isu krusial seperti stunting, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), serta pendampingan anak dan perempuan di sektor pendidikan. Menurutnya, kepedulian terhadap isu perempuan harus hadir hingga tingkat ranting.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah, turut memberikan pengarahan. Ia menekankan bahwa tantangan Fatayat saat ini bukan hanya menambah jumlah kader, tetapi juga memperkuat kualitas dan internalisasi nilai-nilai perjuangan.
“Hari ini bukan sekadar berbicara jumlah. Yang paling penting adalah bagaimana kader Fatayat memiliki kesadaran, pemahaman, dan semangat untuk menjadikan nilai-nilai organisasi sebagai bagian dari hidupnya. Pengkaderan yang terstruktur dan terukur adalah kunci agar perjuangan kita tidak terputus di tengah jalan,” tegas Margaret.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, dalam sambutannya menyampaikan harapan besar terhadap peran strategis Fatayat NU. Ia mengapresiasi soliditas kader yang dinilainya mampu menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan spiritualitas.
“Fatayat NU harus menjadi garda terdepan, barisan yang kompak, kuat, dan tidak tertandingi. Saya percaya Fatayat mampu mengemban amanah program-program pemerintah, terutama di sektor-sektor strategis. Apalagi kalau semua kader pinter ngaji, maka lahir kader-kader yang cerdas spiritual dan sosial,” ungkap Yani.
Dalam momen pelantikan ini juga diisi peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus menjadi ajang silaturahmi serta Halalbihalal.