INFOGRESIK – Limbah minyak goreng atau jelantah yang selama ini sering dibuang, kini oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Randuboto dimanfaatkan menjadi bahan bakar untuk kompor alternatif.
Bukan kompor sembarangan, kompor ini didesain khusus oleh Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) TPS3R Randuboto, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, sehingga memiliki beberapa komponen dari besi.
Cara mengoperasikan kompor ini pun cukup mudah. Tabung kompor diisi dengan minyak jelantah yang diatur tetesannya menggunakan kran khusus. Untuk menyalakan, cukup membasahi selembar tisu dengan sedikit minyak jelantah, bakar dengan korek api, lalu letakkan di tungku. Tunggu beberapa menit untuk memanaskan. Setelah itu, blower yang terhubung dengan listrik dapat dinyalakan untuk mengatur besarnya api.
“Untuk mematikan kompor, cukup matikan blower, tutup kran minyak, dan setelah api mengecil, padamkan dengan kain basah,” ungkap Kepala Desa Randuboto, Andhy Sulandra, saat menjelaskan prosedur pemakaian kompor, Jumat (2/5/2025).
Andhy menyampaikan, keinginan membuat kompor alternatif ini bermula saat istrinya hendak memasak, tetapi kehabisan gas elpiji. Ketika beli ke toko ternyata stok sedang kosong.
“Waktu itu akhirnya saya pakai blek biskuit terus dikasih minyak jelantah dan pakai wajan untuk goreng telur,” ujarnya.
Dengan semangat mencari solusi, Andik mulai mengamati berbagai model kompor alternatif yang beredar di media sosial.
“Saya coba pelajari sistem kerja kompor berbahan bakar oli bekas dan minyak jelantah. Dari situ, saya minta bantuan teman yang ahli mekanik dan las untuk membuat versi kita sendiri,” terangnya.
Hasilnya, sebuah kompor hemat dan ramah lingkungan pun lahir. Setelah melalui serangkaian uji coba dan modifikasi, kompor ini resmi diperkenalkan kepada warga, khususnya ibu-ibu rumah tangga, dalam pertemuan di Balai Desa Randuboto.
Adapun keunggulan utama dari kompor ini adalah efisiensi biaya. Ibu-ibu tidak lagi perlu khawatir soal mahal atau langkanya gas elpiji. Cukup kumpulkan minyak jelantah dari sisa menggoreng, dan kompor sudah bisa digunakan untuk memasak seperti biasa.
Lebih menguntungkan lagi, konsumsi listrik untuk blower sangat kecil, hanya sekitar Rp10.000 per bulan. Artinya, inovasi ini bukan hanya membantu dapur tetap mengepul, tapi juga mengurangi pengeluaran bulanan rumah tangga.
“Ini sangat membantu, apalagi kalau gas habis mendadak. Minyak jelantah yang biasanya saya buang, sekarang bisa dimanfaatkan,” ungkap Mastutik, salah satu ibu rumah tangga yang ikut uji coba kompor tersebut.

Selain manfaat ekonomi, penggunaan minyak jelantah sebagai bahan bakar juga membantu mengurangi limbah rumah tangga dan pencemaran lingkungan.
Jurito, Ketua KPP Randuboto, mengatakan kini sedang mengembangkan lebih banyak unit kompor agar bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak warga.
“Harapannya, inovasi ini bisa menjadi gerakan nasional dalam pengelolaan limbah rumah tangga secara kreatif dan bermanfaat,” ucapnya.
Bagi warga masyarakat yang ingin memiliki produk kompor alternatif tersebut, bisa menghubungi KPP TPS3R Randuboto dengan mengganti biaya produksi sebesar Rp225.000 saja.