INFOGRESIK – Sampah menjadi problem bagi semua pihak. Untuk itu, diperlukan cara cepat dan efektif dalam mengatasinya. Salah satunya seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Dukun Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik.
Mereka membuat tungku pembakaran sampah berkapasitas besar dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan.
Kepala Desa Dukun Anyar, H Muslih mengatakan pengelolaan sampah dengan tungku pembakaran ini dapat mengurangi volume sampah yang menumpuk.
Pengolahan sampah dengan alat pembakaran ini merupakan ikhtiar dalam menyelesaikan sampah. Sehingga semakin sedikit sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Khususnya sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang.
“Ternyata efisien, ini baru tiga hari kami buat, semoga bermanfaat. Pembuatan tungku ini hanya 8 juta,” katanya ketika ditemui pada Minggu (28/7/2024).
Muslih menambahkan, setiap dua hari sekali petugas mengambil sampah ke rumah-rumah warga.
“Ada 8 tosa yang mengangkut sampah. Rata-rata sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang lagi yang kami bakar,” ujarnya.
Kemudian, sampah yang terkumpul di TPS dibakar dalam tungku pembakaran. Alat ini, kata Muslih mampu menyelesaikan masalah yang acap kali dikeluhkan masyarakat. Utamanya soal bau yang menyengat.
“Respon masyarakat bagus, sehingga sampah tak lagi menumpuk dan menimbulkan bau,” ucapnya.
Sebelum punya tungku pembakaran, Muslih mengaku seluruh sampah dibuang ke TPA Ngipik Gresik yang lokasinya jauh, kurang lebih 35 KM dari desanya.
Dia menjelaskan pengoperasian tungku pembakaran ini sangat aman. Apalagi, ada petugas yang selalu standby saat proses pembakaran sampah.
Untuk bahan bakar, tungku tersebut menggunakan bahan-bahan tak berbahaya dan sudah tak terpakai. “Adapun bahan bakarnya berupa campuran oli bekas, untuk pembakaran 30 liter per hari,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik Sri Subaidah mengimbau agar ada pemilahan sampah terdahulu sebelum dibakar.
“Yang penting gas yg dikeluarkan harus dilakukan pengendalian sehingga sesuai baku mutu dan ramah lingkungan,” jelas Subaidah, Senin (29/7/2024).