INFOGRESIK – Inginkan regenerasi, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin berharap ada ‘darah segar’ atau wajah baru di kepenggurusan yang terpilih dalam Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Solo.
Hal itu diungkapkan Din Syamsuddin usai menjadi narasumber dalam acara seminar pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) pada Kamis (10/10/2022) siang.
Ketum PP Muhammadiyah 2005-2015 ini menilai kepemimpinan sejauh ini sudah bagus. Namun, kata dia perlu ada kolaborasi antara kader yang lama dan baru untuk sama-sama berkhidmat.
“Yang kita baca kepemimpinan periode ini sudah baik, pikiran pikiran strategis difungsikan. Tadi banyak saya katakan insyallah Muhammadiyah gak kekurangan tokoh dan krisis kepemimpinan hanya saja perlu diperluas,” katanya.
Din Syamsuddin menerangkan, kepengurusan di PP Muhammadiyah ke depan perlu ada ‘darah segar’ dan memberikan kesempatan bagi kader maupun tokoh baru untuk mengabdi.
Untuk itu, dia menilai pengurus yang sudah lama mengabdi untuk bisa Legawa dengan memberikan kesempatan kader dan tokoh baru. Hal ini penting sehingga kelangsungan organisasi bisa lebih dinamis.
“Kami menggarisbawahi di seminar ringkas ini perlu darah segar artinya ya segar, kalau darah segar akan dinamis. Juga dituntut kelegowoan kader yang lama mengabdi yang dua tiga periode. Kalau ketua umum hanya boleh dua periode, tapi wakilnya bisa tiga sampai empat periode. Sudah saatnya memberi kesempatan kader dan tokoh baru,” imbuhnya.
Seminar Pra Muktamar PP Muhammadiyah di UMG
Sementara itu, Rektor UMG, Nadhirotul Laily menyampaikan dalam sambutannya bahwa ada 4 prinsip Muhammadiyah yakni ibadah, kolektif kolegium, tidak mengajukan diri.
Dia berharap khususnya civitas akademik, bisa mengambil manfaat dan pelajaran dari 4 prinsip muhammadiyah. “Karena kita semuanya disiapkan untuk menjadi pemimpin,” ujarnya, menambahkan.
BPH UMG Biyanto menuturkan bahwa Kampus UMG ini merupakan kampus yang berada di peringkat menengah dan merupakan salah satu kampus ternama di Jawa Timur.
Dia berharap dengan ikhtiar yang dilakukan oleh seluruh civitas dan jajaran pimpinan mudah mudahan menjadi bisa menjadi kampu kelas atas di Indonesia.
“Ini adalah takdir dan jalan yang harus dilalui oleh UMG. Ditinggalkan oleh sosok pimpina setelah satu tahun menjabat” ucap beliau seraya mengenang kepergian Dr Eko Budi Leksono.
Topik yang sedang hangat diperbincangkan saat ini adalah tentang kepemimpinan yakni pemilihan presiden 2024 dan muktamar minggu depan.
“Ini ikhtiar kita masih ada d kelas menengah jadi selalu mengundang tokoh tokoh besar untuk bisa mengenalkan UMG mulai dari Menko Prof haedar Nashir hingga Din Syamsudin pada hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah Jatim DSaad Ibrahim menambahkan jabatan memiliki kekuasaan sehingga harus digunakan dan bertanggung jawab dengan sebaik baiknya.
“Sebuah negara tidak akan maju apabila pemimpin tidak melakukan inovasi. Untuk itu dibutuhkan pimpinan yang mampu mempimpin, dan membawa negara menjadi negara yang aman,” terangnya.
Sebuah negara yang aman memiliki kriteria salah satunya adalah : dipimpin oleh mempimpin yang peduli, adanya negara terjamin keamanan, adanya kesejahteraan masyarakat.
“Negara yang aman berikutnya adalah negara yang masyarakat nya mempunyai harapan dan proyeksi proyeksi ke depan yang dapat diimplementasikan oleh semua elemen,” tuturnya