INFOGRESIK – Menjelang pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan diselenggarakan pada 27 November 2024 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara di Gedung Wisma Djenderal Achmad Yani Gresik, Minggu (10/11/2024).
Kegiatan ini sebagai upaya untuk memastikan kelancaran teknis pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS) nanti.
Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara ini berlangsung dengan melibatkan berbagai elemen penting dalam penyelenggaraan Pilkada, termasuk PPK, PPS, dan KPPS dari Kabupaten Gresik.
Kepala Bagian Teknis Penyelenggaraan Pemilu Provinsi Jatim, Yuliani Dewi menyampaikan simulasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada para petugas pemilu mengenai proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
“Simulasi ini merupakan upaya kami untuk memberikan gambaran bagaimana proses pemungutan suara di TPS serta seluruh mekanisme yang harus dipatuhi oleh petugas,” ungkapnya.
Dalam simulasi ini, 7 anggota PPK Kabupaten Gresik bertindak sebagai Petugas KPPS dan 2 anggota pengawas. Setiap TPS akan melayani sekitar 600 pemilih pada Pilkada mendatang.
“Tujuan utama dari simulasi ini adalah memastikan semua penyelenggara pemilu mampu melaksanakan tugas mereka secara cermat dan profesional,” jelasnya.
Simulasi ini juga diselenggarakan sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi kesalahan teknis maupun administratif yang mungkin muncul selama proses pemungutan dan penghitungan suara.
“Selain memberikan pemahaman menyeluruh bagi para petugas, simulasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko kesalahan dan memastikan agar proses pemungutan serta penghitungan suara nantinya dapat berjalan lancar dan akurat,” terangnya.
Ketua KPU Provinsi Jawa Timur, Aang Kunaifi menyampaikan apresiasi kepada KPU Kabupaten Gresik dan seluruh pihak yang terlibat dalam simulasi ini.
“Kegiatan ini sangat penting, terutama dalam upaya mendekatkan pelaksanaan simulasi dengan kondisi nyata di TPS. Kami berharap, dengan adanya simulasi ini, seluruh elemen penyelenggara, mulai dari PPK hingga KPPS, dapat memahami secara detail semua tahapan yang ada,” tuturnya.
Aang menekankan pentingnya koordinasi yang baik dalam menghadapi hari pemungutan suara yang tinggal 16 hari lagi. Persiapan logistik hingga pengaturan teknis TPS menjadi perhatian utama dalam simulasi ini, terutama terkait pengaturan tata letak TPS yang disesuaikan dengan ukuran standar 8×10 meter, pencahayaan, serta fasilitas pendukung lainnya yang perlu disiapkan secara matang.
Selain itu, pihaknya menyampaikan bahwa simulasi ini juga menjadi kesempatan untuk menyerap masukan dari berbagai pihak, termasuk dari partai politik dan masyarakat yang turut terlibat.
Dengan adanya masukan tersebut, diharapkan simulasi ini bisa semakin mematangkan persiapan, terutama untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di lapangan saat hari pemungutan suara berlangsung.
“Dengan adanya simulasi ini, kami berharap seluruh petugas pemilu dapat menjalankan tugas dengan lebih baik, terlatih, dan kompeten. Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung jalannya simulasi ini, termasuk masyarakat yang telah berpartisipasi,” ucapnya.