INFOGRESIK – Konsolidasi untuk memenangkan Bakal Calon Bupati (Bacabup) Gresik Muhammad Syahrul Munir terus dilakukan Kader PKB Kecamatan Sangkapura. Mereka menginginkan adanya perubahan di Pulau Bawean.
Ketua DPAC PKB Sangkapura Bustami Hazim menyampaikan, dirinya dan para kader selama ini sudah mengencarkan sosialisasi mengenai program Gresik Mentas seperti yang dicanangkan Bacabup Syahrul Munir.
Untuk itu, ketika Bacabup Syahrul Munir berkunjung ke Pulau Bawean, pengurus dan kader PKB langsung merapatkan barisan guna konsolidasi. Termasuk memberikan saran dan masukan.
“Kondisi Pulau Bawean tidak banyak berubah di bawah pemerintahan saat ini. Mulai dari infrastruktur pendidikan, lapangan kerja, pertanian, hingga kriminalitas. Jadi perlu kebijakan khusus untuk mengurai masalah – masalah tersebut,” ujar Bustami saat Workshop Optimasi Sosial Media pada Minggu (28/7/2024).
Bustami menyontohkan, mayoritas profesi masyarakat Bawean bertani atau nelayan. Di mana kedua sektor ini masih mengalami masalah laten, dari kekurangan pupuk hingga BBM.
“Pertanian di Bawean hanya sekali setahun musim tanamnya, karena banyak sawah yang mayoritas tadah hujan. Ini perlu dicarikan solusi agar hasil pertanian meningkat,” sambungnya.
Miftahul Faiz, salah satu warga Sangkapura menyampaikan keluhannya terkait sampah yang belum tuntas solusinya di Pulau Bawean. Sedangkan setiap hari sampah dihasilkan, namun pengolahannya belum maksimal.
“Sementara untuk membuang sampah ke luar pulau kan mahal biayanya,” kata Faiz.
Menanggapi hal tersebut, Syahrul mengatakan, dia memang punya program khusus di Pulau Bawean, peningkatan layanan kesehatan serta pendidikan harus diperhatikan betul. Agenda dan rencana kerja tersebut terangkum dalam tagline Gresik Mentas (Menuju Tuntas).
“Tidak hanya menggelontorkan uang ke Bawean, tapi maksimalisasi pekerjaan dan pelaksanaannya. Akses transportasi ke Bawean memang jadi tantangan sendiri,” kata pria asal Desa Tanggulrejo, Kecamatan Manyar ini.
Syahrul menyebut, sebenarnya potensi Bawean cukup besar, baik untuk wisata, perikanan, maupun pertanian. Untuk menggarap potensi tersebut, pertama-tama harus dituntaskan infrastrukturnya.
“Jalan poros Bawean belum ada, masih ada jalan lingkar. Nah itu salah satu prioritas. Lalu akses air agar sawah tidak mengandalkan tadah hujan, bisa dengan mengambil atau memaksimalkan mata air di Bawean tapi dengan bijak agar bisa lestari. Untuk layanan kesehatan, faskes di Bawean akan kami lengkapi peralatan dan tenaga medisnya. Tadi sempat ada anak yang luka bakar namun harus menyeberang karena faskes di sini belum bisa menangani,” tegas pria berusia 33 tahun tersebut.