INFOGRESIK – Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi masih dirasakan oleh para petani di Kabupaten Gresik. Padahal pabrik produsen pupuk berada di Kota Pudak.
Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik Nurul Yatim dalam audiensi dengan manajemen PT Petrokimia Gresik di Cafe and Resto Mustikarasa. Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Kab. Gresik Eko Anindito Putro, Kepala Dinas Perikanan Kab. Gresik Moh. Nadlelah dan puluhan kepala desa.
“Kami datang ke pihak Petrokimia Gresik ingin mencari solusi atas kelangkaan pupuk di Kabupaten Gresik. Kami disini membantu Pemerintah Kabupaten Gresik terkait alokasi pupuk bersubsidi yang masih kurang,” kata Yatim usai audiensi, Selasa (14/2/2023).
Menurut Yatim, selama ini kepala desa (Kades) selalu disambati sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi saat musim tanam. Tak sampai disitu, pupuk bersubsidi untuk petani tambak sejak 2022 juga dicabut semakin memperparah kondisi.
“Kalau pakai pupuk non subsidi terlalu mahal. Gak ‘nutut’ dengan hasil panennya,” ungkapnya.
“Kami yakin usai audiensi ada iktikad baik dari Petrokimia Gresik terkait solusi terbaik,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro menambahkan, ada regulasi yang harus dipahami bersama dalam penyaluran pupuk bersubsidi, yaitu Permentan 10/2022. Berdasarkan regulasi tersebut, sejak 1 Juli 2022 subsektor perikanan tidak mendapat pupuk bersubsidi. Sementara pupuk yang disubsidi hanya diperuntukan sembilan komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah, tebu, kopi dan kakao.
“Di Gresik yang mendapat alokasi pupuk bersubsidi hanya padi, kedelai, jagung, bawang merah, cabai merah dan kopi yang ada di Bawean,” terangnya.
Untuk itu, Eko menjelaskan bahwa, Petrokimia Gresik sebagai penghasil pupuk hanya menjalankan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan regulasi. Kendati demikian Ia berharap Gresik yang merupakan ring 1 perusahaan mendapat perhatian lebih.
“Kepala Desa merupakan ujung tombak sehingga mereka yang pertama mendapatkan keluhan. Semoga melalui forum ini solusi ketersediaan pupuk, baik subsidi maupun nonsubsidi sehingga produktivitas tetap terjaga, karena kita dituntut swasembada,” harapnya.
Sementara, Vice President (VP) Penjualan Wilayah IV Pupuk Indonesia, Rizki Candra Sakti menepis bila pupuk bersubsidi langka. Hanya saja alokasi pupuk bersubsidi oleh pemerintah memang dibatasi.
Dirinya mengatakan stok pupuk bersubsidi seperti Urea dan NPK untuk Kabupaten Gresik sebesar 17.287 ton per tanggal 14 Februari 2023. Persediaan tersebut melebihi ketentuan minimum yang diatur pemerintah. Adapun rinciannya yakni Urea sebanyak 5.405 ton dan NPK 11.882 ton.
“Persediaan pupuk bersubsidi tersebut aman untuk mencukupi kebutuhan pupuk petani di Kabupaten Gresik selama 14 hari ke depan. Jumlah Urea mencapai 414 persen dari ketentuan minimum Pemerintah, sementara NPK sebesar 1.776 persen,” ujar Rizki.
Pupuk NPK dan Urea bersubsidi di Kabupaten Gresik sepenuhnya diproduksi Pupuk Indonesia melalui Petrokimia Gresik selaku anggota holding. Saat ini stok tersebut berada di gudang Lini III/Kabupaten.
“Kapanpun (pupuk bersubsidi, Red) dibutuhkan, persediaan tersebut siap disalurkan ke kios-kios resmi atau pengecer,” ucapnya.
Ia juga mengungkapkan jika ada gap antara kebutuhan petani dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah. Adapun kebutuhan Urea petani yang tercatat dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tahun 2022 sebesar 28.724 ton, sementara kebutuhan NPK sebanyak 29.341 ton.
Sedangkan, e-Alokasi Urea di Gresik tahun 2023 sekitar 26.083 ton. Jumlah tersebut hanya mampu memenuhi 91 persen dari kebutuhan petani. Berikutnya e-Alokasi NPK di Gresik tahun 2023 sebanyak 13.378 ton. Alokasi ini hanya mampu memenuhi 46 persen kebutuhan petani.
Dalam audiensi ini semua pihak berharap kedepan alokasi pupuk bersubsidi bisa bertambah. Sehingga petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.