INFOGRESIK –Keberadaan ribuan perusahaan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur nampaknya belum memberikan dampaksignifikan dalam menggurangi jumlah pengangguran. Sehingga jumlah orang miskin masih tinggi.
Hal ini terbukti dari data Badan Statistika Nasional (BPS) Kabupaten Gresik. Disebutkan bahwa, angka kemiskinan di Kabupaten Gresik saat ini mencapai kurang lebih 12,42%, dari sekitar 1.280.000 warga Gresik atau masih ada 153.600 jiwa yang masih miskin.
Tak sampai disitu, berdasarkan data, angka pengangguran di Gresik yakni di atas 8 persen atau lebih tinggi dari rata-rata provinsi dan nasional.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengatakan, diperlukan percepatan pendataan warga miskin. Salah satunya dengan melibatkan organisasi perempuan untuk membantu mengawal pendataan di desanya masing-masing.
“Di lapangan masih banyak terjadi penyelewengan data antara yang miskin dengan yang tidak. Maka saya dan Bu Ummi (Kadinsos Gresik) ini butuh bantuan organisasi perempuan ini untuk bisa mengetahui mana yang benar-benar butuh dan tidak,” kata Bu Min, Habibah saat membuka kegiatan pemadanan Data Terpadu Kemiskinan Nasional (DTKS) di aula Putri Cempo Kantor Bupati Gresik, Jumat (30/9/2022).
Ditambahkan Bu Min, di bulan Oktober akan ada pendataan terpadu untuk memperbarui data kemiskinan yang ada saat ini.
“Data DTKS ini akan menjadi acuan dalam menerima bantuan, nah bulan Oktober nanti akan ada pendataan untuk mendapatkan bantuan selama 1 tahun ke depan” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Gresik Ummi Khoiroh menyampaikan, pihaknya akan berfokus pada program sosialisasi dari Dinsos terkait pendataan kemiskinan.
“Jadi nanti kita akan fokus gencar sosialisasi pendataan kemiskinan di Gresik, program PKH inklusif, dan jika tidak ada halangan pada tanggal 1 Oktober nanti akan diluncurkan Universal Health Coverage (UHC), yang mana UHC ini untuk mencover warga miskin yang sama sekali belum terdaftar di BPJS,” terangnya.