INFOGRESIK – Aksi unjuk rasa ratusan massa Aliansi Vendor Barata (AVB) menuntut pembayaran tagihan hutang di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Barata Indonesia Gresik di Jalan Veteran, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Selasa (12/11/2024) belum mendapatkan hasil.
Pertemuan antara perwakilan vendor dengan pihak PT Barata Indonesia Gresik yang diwakili legal Wahyu, sekretaris direksi Sari dan bagian pengadaan Abror masih menemui jalan buntu.
“Masih deadlock,” terang Ketua AVB Muhammad Noer.
Lebih lanjur Noer menyampaikan dikarenakan tak ada kesepakatan, maka perwakilan AVB memilih menginap di depan perusahaan yang bergerak dibidang foundry (pengecoran) dan manufaktur.
“Malam ini ada yg standby di depan kantor Barata. Kami dirikan dua tenda. Aksi damai tanpa orasi,” ujarnya.
Dia menegaskan, Selasa (13/11) besok pihaknya akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih banyak.
“Jam 8.00 WIB. Rencana massa 300 orang lebih,” ucap pria yang tinggal di Sedati, Kabupaten Sidoarjo tersebut.
Sementara, Sekretaris Direksi PT Barata Indonesia Gresik Sari ketika dikonfirmasi melalui whatsapp masih belum memberikan tanggapan.
BACA JUGA: 5 Tahun Tak Ada Kejelasan Pembayaran Tagihan, Ratusan Vendor Unjukrasa ke PT Barata Indonesia Gresik
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan massa yang tergabung dalam AVB melakukan ujuk rasa menuntut agar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Barata Indonesia Gresik segera melunasi hutangnya.
Selain melakukan orasi, mereka juga membentangkan berbagai spanduk berisikan tuntutan dan karangan bunga bertuliskan ‘turut berduka cita atas meninggalnya moral PT Barata Indonesia Gresik’.
Ketua AVB Muhammad Noer menyampaikan bahwa aksi unjukrasa ini untuk menuntut adanya pembayaran hutang yang belum dibayarkan PT Barata Indonesia Gresik kepada 272 vendor selama 5 tahun.
“Total hutangnya Rp2,7 triliun. Kami minta agar mereka segera membayar,” ujar Noer.
Noer bercerita, dirinya sudah menyelesaikan semua pekerjaan sesuai kontrak. Baik pengadaan (supplier), jasa, maupun konstruksi dengan total uang Rp4,5 miliar.
“Rekan-rekan kami yang bangkrut akibat tagihan tidak kunjung dibayar banyak yang stres, cerai, hingga bunuh diri,” ungkapnya.
Dalam aksi ini mereka ditemui perwakilan pihak PT Barata Indonesia Gresik. Yaitu tim legal Wahyu, sekretaris direksi Sari dan, bagian pengadaan Abror. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada kesepakan.
“Kami masih koordinasi. Nanti kami info ya pak,” kata Sekretaris Direksi PT Barata Indonesia Gresik Sari.