Mengenang Masa Kejayaan Koran dan Majalah Sebelum Era Digital

oleh Khanif Rosidin
Perkembangan koran dari awal ditemukan koran pada tahun 1600 sampai dengan Koran Digital. (Foto: Ist/Infogresik)

INFOGRESIK – Sebelum era digital dan merebaknya media online, masyarakat Indonesia terlebih dahulu mengenal media cetak: koran dan majalah. Di zamannya, dua media infomasi ini sangat digandrungi oleh masyarakat dan menjadi sumber informasi utama.

Andrian D. Hagijanto dalam Jurnal White Space dalam Iklan Dimedia Cetak (1999) menjelaskan bahwa media cetak adalah media yang bersifat statis yang mengutamakan pesan visual. Media ini memuat sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna serta halaman putih.

Salah satu dari media cetak ini berupa koran, yakni sebuah media cetak ringan yang berisi berita-berita terkini serta berbagai topik mulai dari olahraga hingga opini dari berbagai orang dan latar belakang orang tersebut. Koran Sering kali disebut juga sebagai surat kabar dan harian. Koran berfungsi untuk menyampaikain informasi terkini kepada pembacanya tentang berbagai peristiwa yang terjadi di tingkat lokal, nasional atau internasional.

Sejarah Perkembangan Koran

1. Koran Awal (1600-1700an): Pada abad ke-17, muncul beberapa publikasi berita pertama di Eropa. Di Jerman, Johann Carolus dikenal sebagai penerbit “Relation aller Fürnemmen und gedenckwürdigen Historien” pada tahun 1605, dianggap sebagai koran pertama di dunia. Kemudian, Inggris melihat munculnya “The Oxford Gazette” pada tahun 1665.

2. Pertumbuhan di Eropa (1700an): Pada abad ke-18, koran-koran mulai berkembang di Eropa dengan peningkatan literasi dan pertumbuhan kelas menengah. “The Times” di London didirikan pada tahun 1785 dan menjadi koran harian pertama di dunia.

3. Revolusi Prancis (akhir 1700an): Periode Revolusi Prancis menyaksikan munculnya banyak surat kabar yang mengejar kebebasan berekspresi. “Le Moniteur Universel” (1789) menjadi koran resmi Republik Prancis dan menyebarkan ide-ide revolusioner.

4. Masa Revolusi Industri (1800an): Revolusi Industri membawa perubahan signifikan dalam produksi dan distribusi koran. Penemuan mesin cetak dan kabel telegraf memungkinkan berita disebarkan lebih cepat.

5. Perkembangan Penerbitan di Amerika (1800an): Di Amerika Serikat, abad ke-19 melihat pertumbuhan cepat dalam industri penerbitan, dengan munculnya surat kabar nasional seperti “The New York Times” (1851).

6. Abad ke-20 dan Masa Digital: Pada abad ke-20, koran terus berkembang, tetapi kemudian menghadapi tantangan dengan munculnya radio dan televisi. Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, teknologi internet memicu transformasi besar dalam media, termasuk koran. Banyak koran memulai versi daring mereka, dan model bisnis tradisional berubah.

Sejatinya penemu koran tidaklah tunggal, karena kebutuhan masyarakat akan informasi, ide pembuatan dan penerbitan berkembang secara evolusioner. Tapi Johan Carolus sering dianggap sebagai pionir dalam penerbitan berita periodic dan juga dikenal sebagai penerbit surat kabar pertama didunia.

Setelah membahas periode perkembangan koran, koran juga memiliki kelebihan dan kekurangan, menurut Dzikry pada blognya yang berjudul “16 Kelebihan dan Kekurangan Koran yang Perlu Diketahui” mengatakan bahwa kekurangan koran yaitu: memiliki biaya cetak dan distribusi yang relative mahal; informasi dan berita yang dimuat cukup lambat; jangkauan pembaca yang terbatas; hanya mampu menampilkan foto dan tulisan dengan tatanan terbatas; kurang diminati oleh kalangan anak muda.

Sedangkan kelebihan dari koran, yaitu: memilih harga yang terjangkau; menyajikan berbagai informasi dan berita terkini; mengetahui perkembangan yang ada di masyarakat dengan cepat; bahan bacaan dan sumber referensi; mudah disimpan dan dapat dibaca kembali; ringan dan tidak memerlukan alat tambahan; dapat menjangkau pembaca di daerah tertentu; sumber penghasilan tambahan apabila dimanfaat dengan baik; tempat mencari lowongan pekerjaan; mampu mengubah pemikiran dan pemahaman; dapat digunakan untuk beriklan.

Selanjutnya ada media cetak berupa majalah. Majalah adalah bentuk media cetak periodik yang umumnya diterbitkan secara bulanan, mingguan atau bahkan harian. Majalah berisi berbagai jenis materi, termasuk artikel, gambar, iklan, dan informasi lainnya yang ditujukan untuk pembaca yang memiliki minat atau kebutuhan khusus. Majalah seringkali memiliki format yang menarik secara visual, dengan desain yang diperhatikan dan digunakan untuk menarik perhatian bagi pembacanya.

Sejarah Perkembangan Majalah

1. Awal Abad ke-17: Salah satu majalah pertama yang dikenal adalah “Erbauliche Monaths Unterredungen,” yang mulai diterbitkan di Jerman pada tahun 1663 oleh Johann Rist. Meskipun tidak seperti majalah modern, publikasi ini berisi esai, puisi, dan artikel yang mencakup berbagai topik.

2. Awal Abad ke-18: Di Inggris, “The Gentleman’s Magazine” (1731) dianggap sebagai majalah pertama yang menggunakan istilah “magazine.” Majalah ini mencakup berbagai topik, termasuk sastra, politik, dan berita. Pada masa yang sama, “The Spectator” (1711–1712), sebuah jurnal mingguan oleh Joseph Addison dan Richard Steele, juga memiliki dampak besar.

3. Revolusi Industri (Abad ke-19): Pada abad ke-19, Revolusi Industri memungkinkan produksi massa majalah. Peningkatan literasi dan teknologi cetak yang lebih baik memungkinkan majalah menjadi lebih terjangkau dan tersebar luas.

4. Majalah Mode dan Gaya Hidup (Abad ke-19): Pada pertengahan abad ke-19, muncul majalah mode dan gaya hidup seperti “Harper’s Bazaar” (1867) dan “Vogue” (1892), yang fokus pada mode, kecantikan, dan gaya hidup.

5. Majalah Pria dan Wanita (Awal Abad ke-20): Pada awal abad ke-20, muncul majalah yang ditujukan khusus untuk pria dan wanita, seperti “Time” (1923) yang menyoroti berita dan “Cosmopolitan” (1886) yang memfokuskan pada kehidupan perempuan.

6. Majalah Khusus (Abad ke-20 dan 21): Seiring berjalannya waktu, majalah khusus muncul untuk menargetkan audiens yang lebih spesifik, seperti majalah otomotif, majalah hobi, dan majalah ilmiah.

7. Majalah Daring (Akhir Abad ke-20 dan 21): Perkembangan teknologi internet membawa majalah ke dunia daring. Banyak majalah sekarang memiliki versi daring mereka, dan beberapa majalah bahkan beralih sepenuhnya ke platform online.

Selain perbedaan pada pengertiannya, majalah dan koran (surat kabar) juga berbeda pada bagian sampulnya. Majalah biasanya terdapat wajah manusia selaku model dan dirancang khusus dalam bentuk jilidan yang menyerupai buku, serta ukuran kertas pada majalah cenderung lebih kecil daripada surat kabar. Sedangkan koran atau surat kabar biasanya Headline Berita Terkini yang dijadikan sampul depannya beserta isian singkat yang akan dilanjutkan pada halaman yang tertera pada koran tersebut.

Setelah membahas periode perkembangan majalah, majalah juga memiliki kelebihan dan kekurangan menurut Arfadia pada blognya yang berjudul “Kelebihan dan Kekurangan Majalah” mengatakan bahwa kelebihan majalah yaitu: dapat dinikmati dalam waktu yang Panjang; informasi yang dikemas lebih menarik dan mendalam; pembaca lebih selektif; menampilkan foto dan tulisan dengan tatanan yang bebas.

Sedangkan kekurangan majalah yaitu: harga yang relatif tinggi; pendistribusiannya yang tidak merata; rendahnya fleksibelitas (terbatas); bahannya mudah rusak.

Setelah membahas apa itu koran dan majalah beserta periode perkembangan dan kelebihan serta kekuranganya, selanjutnya masuk kedalam dampak positif dan negatif dari koran dan majalah yang dirasakan oleh para pembacanya. Dampak positif dari koran dan majalah yaitu:

1. Koran dan majalah dapat dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi karena begitu banyaknya informasi yang bisa dimuat disana.

2. Menjadi media dalam berkomunikasi secara luas.

3. Membantu masyarakat dalam melihat perkembangan dunia secara luas.

4. Menjadi sarana hiburan yang menarik.

Selain dampak positif dari koran dan majalah, adapula sisi negatif dari koran dan majalah yang jika tidak diseleksi dengan benar maka akan menyebabkan perpecahan di suatu negara/komunitas para pembaca koran dan majalah. Dampak negatifnya yaitu:

1. Penyebaran informasi yang menyesatkan

Majalah dan koran terkadang menyajikan informasi yang tidak akurat atau menyesatkan. Informasi ini dapat berupa propaganda, atau opini yang bias. Sehingga dapat menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman di masyarakat.

2. Pengaruh negatif terhadap pola pikir dan perilaku

Majalah dan koran dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku pembacanya, terutama anak-anak dan majalah. Majalah dan koran yang menyajikan konten kekerasan, pornografi atau diskriminasi dapat membentuk pola pikir dan perilaku yang negatif.

3. Kecanduan

Membaca majalah dan koran dapat menjadi kecanduan, terutama bagi anak-anak dan remaja. Kebiasaan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas dan sosialisasi karena asik dengan dunianya sendiri.

4. Biaya yang mahal

Majalah dan koran biasanya memiliki harga jual yang relatif mahal. Hal ini dapat memberatkan masyarakat yang memiliki penghasilan menengah kebawah.

Koran dan majalah telah menemani dan membantu manusia berkembang dari era setelah mengenal huruf dan tulisan. Namun, di era digitalisasi sekarang banyak perusahaan koran dan majalah mulai beralih menuju dunia digital, seperti koran Kompas yang mulai beralih ke koran digital melalui kompas.com. Adapun perusahaan majalah yaitu majalah Tempo yang beralih ke majalah digital melalui majalah.tempo.com.

*Artikel ini dibuat oleh Rizki Setyo Nugroho, Achmad Zulfikar Arifin, Artha Jultia Saputra, Elizabeth Natasya, Rafel Andriyanto dan Raihan Zaidan, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam mata kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi yang diampu oleh dosen Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom.

Sumber:
https://masdzikry.com/kelebihan-dan-kekurangan-koran/
https://blog.arfadia.com/kelebihan-kekurangan-majalah/

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar