INFOGRESIK – Seiring bertambahnya umur, seseorang akan mengalami penurunan daya penglihatan atau katarak. Bahkan bisa mengalami kebutaaan. Persoalan itulah yang menggerakan dr. Uyik Unari, SpM(K), Founder Eyelink Foundation untuk aktif dalam bakti sosial (baksos) kesehatan mata. Khususnya bagi lansia.
dr. Uyik telah menjelajah berbagai wilayah untuk membebaskan masyarakat Indonesia dari kebutaan akibat gangguan penglihatan. Tak jarang, Perempuan kelahiran 16 Oktober 1969 ini sampai mendatangi daerah-daerah pelosok. Terbaru, bersama tim Eyelink Foundation ia menggelar operasi katarak dan pterygium (penyakit mata yang terjadi akibat adanya pertumbuhan selaput jaringan berbentuk segitiga berwarna merah muda dan muncul pada bagian putih bola mata) secara gratis di Pulau Bawean, Gresik.
Melalui program ‘Membuka Lentera Bawean’, dr. Uyik bertekad untuk membantu masyarakat agar bisa melihat dengan sempurna. Hingga kini yayasan Eyelink sudah memberikan operasi katarak gratis lebih dari 11 Ribu.
“Terlibat dalam aksi sosial ini menyenangkan, ada kebahagiaan yang tidak terungkapkan ketika melihat para pasien menjalani tindakan operasi katarak dengan hasil penglihatan yang baik, dan mereka bisa kembali produktif dan menjalankan ibadah dengan optimal,” ungkap dokter yang berparktik di Klinik Mata KMU Gresik ini, Jum’at (10/2/2023).
Selama ini dr. Uyik memang terkenal sebagai salah satu spesialis mata konsultan yang gemar melakukan operasi katarak gratis hampir diberbagai daerah khususnya Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Mojokerto, Bali, hingga Kalimantan. Menurutnya, baksos untuk memberatas kebutaan ini harus sering dilakukan untuk menekan kebutaan akibat katarak.
“Ternyata banyak masyarakat, terutama Bawean yang masih kesulitan mendapat pelayanan kesehatan mata, dan di daerahnya belum ada spesialis mata dan membutuhkan bantuan untuk penanganan ini,” ungkapnya.
Melakoni ribuan operasi katarak gratis semenjak tahun 2010, membuat dr. Uyik semakin lihai menangani pasien. Bahkan ketenangan batin kerap ia dapatkan setelah mendapati para pasiennya tersenyum Bahagia karena hasil tajam penglihatan yang membaik.
“Ucapan syukur pasien ini memberikan semangat yang begitu besar bagi saya, kebahagiannya tuh tidak terukur,” lanjut ibu lima anak ini.
Ditanya soal biaya dan energi yang terkurang untuk baksos yang dilaksanakan, dokter yang juga berpraktik di National Lasik Center Surabaya ini mengaku tidak mempermasalahkan itu. Tercatat, Eyelink Foundation telah melakukan lebih dari 11 ribu operasi katarak gratis di Indonesia.
“Tenaga medis yang terlibat hingga biaya untuk baksos ini bisa diupayakan, tapi kalau pasien yang tidak memiliki akses kesehatan dan biaya akan lebih kasihan karena mereka lebih memilih membiarkan dan akhirnya terjadilah kebutaan,” tuturnya.
Menurutnya, biaya dan energi tidak sebanding dengan kebaikan dan kebermanfaatan yang diterima masyarakat. Misi sosial yang ia gagas ini melibatkan banyak pihak, kolaborasi bersama instansi pemerintah, universitas, organisasi, dan banyak lainnya. Ia kerap melakukan kegiatan bakti sosial ini bersama rekan sejawatnya. Seperti kali ini, rekan sejawat yang mendampinginya melakukan baksos operasi katarak & pterygium di Bawean adalah dr. Fitria Romadiana, SpM(K), dr. Evy I. Apidian, SpM, dan dr. Danti Ayu Irawati, SpM.
“Saya sangat bersyukur memiliki rekan sejawat yang turut terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial ini, semoga semakin banyak dokter mata yang melakukan aksi sosial dan bergandengan tangan menekan angka kebutaan di Indonesia,” terangnya.
Ia mengatakan, Operasi Katarak ini sudah menggunakan teknologi yang canggih yaitu Phacoemulsification (tanpa jahit) yang prosesnya hanya hitungan menit (+- 15 menit) dengan pemulihan yang lebih cepat. “Semoga pasien yang sudah mendapatkan operasi katarak gratis ini bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” pungkasnya.