INFOGRESIK – Upaya mengenalkan kuliner tradisional khas Gresik tak pernah henti dilakukan Yayasan Omah Dhuafa Gresik dan Gressmall. Terbukti, selama tiga tahun mereka kompak menggelar Pasar Djadoel Grissee.
Seperti terlihat pada pembukaan Pasar Djadoel Grissee di Atrium Gressmall, Kamis (1/8/2024) siang. Turut hadir Dirut PT Dharma Lautan Utama Erwin H. Poedjono, Marcom Eko, General Manager Gressmall Erich Pramono Bangun, Founder Omah Dhuafa Syaikhu Busiri, Kadiskoperindag Gresik Darmawan dan Kapolsek Kebomas Kompol Abdul Rokib.
Meski berada di dalam mall, namun nuansa jaman dulu masih terasa. Selain aneka makanan dan minuman tradisional yang dijajakan, stand dagangan dibuat dari bambu. Para pedagang juga mengenakan pakaian tradisional.
Aneka kuliner tradisional yang sudah sulit ditemukan dijajakan pedagang dari kaum dhuafa. Contohnya kupat kethek, petulo, karak tempe, arang-arang kambang, dan banyak lagi.
“Untuk pengunjung yang ingin belanja harus menukar uang dulu dengan koin dari kayu bertuliskan pecahan Rp5000 dan Rp10.000,” ungkap General Manager Gressmall, Erich Pramono Bangun.
Disampaikan Erich, kegiatan tahunan Pasar Jadoel Grissee yang sudah diadakan sejak 2022 ini digelar dari 1-4 Agustus 2024. Ia bercerita, pada awalnya ada kesulitan dalam mencari pedagang yang berjualan kuliner khas Gresik.
“Mereka rata-rata sudah mempunyai tempat berjualan sendiri. Alhamdulillah berkat kolaborasi dengan Yayasan Omah Dhuafa Gresik kegiatan ini dapat terlaksana,” ujarnya.
“Kami dari manajemen Gressmall juga menyiapkan stand di foodcourt Sukorame secara gratis bagi teman-teman UMKM kuliner khas Gresik,” tambahnya.
Founder Omah Dhuafa Syaikhu Busiri mengatakan bahwa saat ini kuliner khas Gresik semakin sulit ditemukan. Untuk itu, agar tidak punah pihaknya terus mengenalkan kuliner otentik ke kalangan anak muda. Apalagi ada 60 menu yang tersedia.
“Kuliner tradisional itu sangat sehat karena tidak ada tambahan bahan pengawet. Jangan sampai kuliner ini kalah terkenal dengan kuliner tradisional dari negara lain seperti ramen dan sushi,” kata anggota DPRD Gresik ini.
Lebih lanjut, Syaikhu berharap Pemkab Gresik dapat memberikan perhatian kepada para pedagang kuliner khas Gresik. Baik berupa pelatihan, pemasaran maupun pemberian bantuan modal.
“Kita ingin seperti wilayah lain. Ada pasar yang menjajakan kuliner tradisional. Untuk itu kita harus memberi semangat kepada generasi muda untuk melestarikan kuliner tradisional,” harapnya.
Sementara, Kadiskoperindag Gresik Darmawan mengapresiasi atas upaya dari Gressmall dan Yayasan Omah Dhuafa Gresik dalam melestarikan kuliner khas Gresik.
“Saya juga menemukan ada macam-macam makanan khas Gresik yang sudah sulit ditemukan. Kami akan berkoordinasi dengan Disparekrafbudpora Gresik agar bisa difasilitasi tempat. Seperti di Bandar Grissee,” ucapnya.