Anggota DPR RI Ajak Ratusan Milenial di Gresik Tingkatkan Budaya Literasi

oleh Khanif Rosidin
Anggota DPR RI, Prof. Zainuddin Maliki saat memberikan pemaparan soal budaya literasi. (Foto: Khanif Rosidin/Infogresik)

INFOGRESIK – Bersama ratusan milenial di Kabupaten Gresik, anggota DPR RI, Prof. Zainuddin Maliki mengajak generasi muda untuk tingkatkan literasi. Hal tersebut disampaikan Zainuddin saat membuka Sosialisasi Pembinaan Literasi Generasi Muda yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek.

Menurut Zainuddin, persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi dan mendapat perhatian bersama. Itu dibuktikan dengan banyaknya toko buku yang sepi dan bahkan tutup.

“Banyak toko buku tutup. Bahkan ada toko buku asing di Jakarta, dulu besar dan luas sekarang makin sempit. Kalau kita begini terus, semakin jauh ketinggalan,” katanya, Senin (29/5/2023).

Zainuddin menerangkan, budaya membaca serta berliterasi di Indonesia sangat rendah. Berbeda seperti negara tetangga, Malaysia, dan Singapura yang tinggi.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara untuk minat membaca.

“Budaya membaca di luar negeri tinggi, kita kalah jauh. Kalau dulu tak membaca ada yang hilang, kini sehari gak baca buku tidak merasakan sesuatu apa-apa,” ungkap dia.

Untuk itu, legislator dapil Gresik dan Lamongan ini meminta pemerintah berinovasi, misalnya dengan digitalisasi buku. Program harus bisa menyasar semua pihak, termasuk difabel.

“Tadi ada peserta tuna netra, sulit untuk mengakses buku. Maka itu nanti yang akan kami sampaikan ke kementerian, akan kami bawa aspirasi ini,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Umi Kulsum menyampaikan, ada strategi tersendiri agar generasi muda berkontribusi dalam meningkatkan literasi.

“Strategi harus terintegritas, baik lingkungan, keluarga, dan sekolah,” ungkap dia.

Dia menerangkan, gerakan literasi sekolah maupun masyarakat serta keluarga harus terus digalakan. Memang, kata dia komunitas literasi banyak tapi belum sebanding dengan jumlah penduduk.

“Ingat anak kita, karena banyak buku sastra di rumah, mau tidak mau anak kita jadi pecandu buku sastra,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar