INFOGRESIK – Guna mendorong meningkatnya partisipasi pemilih dalam Pilkada Gresik 27 November mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gresik bakal meluncurkan maskot Pilkada 2024.
Tak hanya maskot, rencananya juga ada jingle dan tagline khusus untuk Pilkada Gresik. Untuk itu, sebagai langkah awal, KPU Gresik menggelar fokus group discussion (FGD) dengan para tokoh kebudayaan Gresik, di Hotel Santika Gresik, Jumat (10/5/2024).
“Arti penting keberadaan maskot, jingle, dan tagline adalah sebagai sarana sosialisasi bagi masyarakat umum dan pemilih, membangun hubungan emosional pemilih dan masyarakat umum dengan KPU dan Pilkada, menciptakan citra positif terhadap Pilkada, Lembaga, dan Penyelenggara, mewujudkan pelaksanaan Pilkada yang riang dan gembira, serta mendorong berkembangnya industri kreatif, utamanya musik dan desain grafis,” ungkap Komisioner KPU Gresik Devisi Sosialisasi dan SDM, Makmun.
Dia menyampaikan, bahwa KPU Gresik ingin agar maskot, jingle, dan tagline Pilkada Gresik 2024 dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
“Kita ingin semua yang dibuat benar-benar menjadi identitas masyarakat Gresik, sehingga masyarakat bisa merasakan suasana yang sama dalam menyongsong Pilkada Gresik 2024,” ujarnya.
Sementara, Ketua KPU Gresik Akhmad Roni berharap agar maskot, jingle dan tagline sesuai dengan kebudayaan masayarakat Gresik.
“Kalau di 2015 maskot kita Bandeng, kemudian 2020 maskotnya damar kurung dengan Simarung. Arahan dari KPU RI, mendorong agar maskot disesuaikan dengan kekhasan daerah masing-masing,” jelas Roni.
Sementara itu, dalam FGD yang dimoderatori oleh H. Nur Faqih, dengan narasumber dua tokoh kebudayaan, yaitu Kris Aji dan Sri Wahyuni, berlangsung cukup meriah.
Dijelaskan Sri Wahyuni, dalam membuat maskot, jingle, dan tagline harus menyesuaikan dengan tujuan diadakannya Pilkada 2024.
“Karena tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi pemilih, maka pembuat harus memperhatikan utamanya nilai-nilai dan misi KPU, simbol-simbol demokrasi, negara, serta elemen budaya daerah, agar dapat diterima masyarakat luas,” jelas perempuan yang akrab disapa Bu Uyun ini.
Senada, Kris Aji juga menyampaikan, bahwa maskot, jingle, dan tagline tidak boleh hanya sekedar simbol. Namun harus bisa membangun ikatan emosional antara KPU dengan pemilih.
“Salah satunya mengambil objek-objek yang Gresik punya, seperti nilai-nilai lokal,” kata Kris Aji.
Sekedar diketahui, partisipasi masyarakat pada Pilkada Gresik 2020 lalu mencapai 80,8 persen sehingga berhasil menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur.