Tingkatkan Hasil Kerang Hijau Hingga 3 Kali Lipat, Karamba Apung Dosen UMG Raih Penghargaan

oleh Khanif Rosidin
Bentuk karamba apung kerang hijau karya Farikhah dan tim di Laut Jawa Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. (Foto: Istimewa/Infogresik)

INFOGRESIK – Inovasi karamba apung kerang hijau karya dosen Prodi Budidaya Perikanan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Farikhah berhasil mengalahkan ratusan peserta dari berbagai kabupaten dan menyabet gelar Terinovatif III bidang ekonomi se-Provinsi Jatim di ajang Inotek Award 2022.

Dalam membuat inovasi berjudul Karamba Apung Kolektor Spat Kerang Hijau (Pernaviridis), Farikhah dibantu oleh lima orang, yakni Ali Yusa, Aminin, Nur Maulida Safitri, Triana Retno Palupi dan Anfau Mazida.

Farikhah menjelaskan, dibandingkan dengan karamba kerang hijau tancap atau yang sering disebut bagan, karamba apung karyanya memiliki banyak kelebihan. Mulai dari adanya catwalk, berorientasi untuk pengumpul benih kerang hijau (spat) dan bersifat portable (dapat berpindah-pindah).

“Untuk kenaikan perolehan hasil panen berkisar 200-300 persen dari karamba tancap,” ungkap Farikhah kepada Infogresik, Minggu (27/11/2022).

Sebelum menjadi karamba apung yang menghasilkan kerang hijau hingga 3 kali lipat, kata Farikhah, dirinya bersama tim melakukan serangkaian uji coba di laut Jawa Desa Banyuurib, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.

Pada uji coba di siklus pertama saat musim barat periode Bulan September-Desember 2021, di dua bulan pertama sangat menggembirakan.  Spatnya melimpah, namun sayangnya diterpa angin besar sehingga karamba bergeser ke arah muara Bengawan Solo.  Akibatnya, hampir 60 persen spat luruh tersapu dasar laut. 

“Selanjutnya kami lakukan evaluasi dengan uji coba kembali di musim timur dan perbaikan desain dalam aspek bobot pemberat (jangkar), dikarenakan kita belum mengetahui sebelumnya aspek hidrografis Laut Jawa di Banyuurip,” terang perempuan asal Dusun Singorejo, Desa Dahanrejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik itu.

Untuk membuat sebuah karamba apung dengan ukuran 12Ă—12 meter menghabiskan biaya sekitar Rp. 20 juta. Hal ini hampir sama dengan biaya pembuatan Bagan tancap. Biaya pembuatan itu berasal dari luaran program Hibah Pemberdayaan Desa (Program PHP2D 2021) oleh organisasi Himakua (Himpunan Mahasiswa Akuakultur, Fak. Pertanian UMG).

“Jadi belum dapat dikatakan lebih murah dari Bagan tancap, namun karamba apung benefitnya lebih banyak dan lebih mudah dalam hal manajemen atau perawatan kerang,” ucap Farikhah.

Inovator karamba apung kerang hijau sekaligus Dosen UMG Farikhah saat menerima penghargaan dari Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Jatim Akhmad Jazuli. (Foto: Istimewa/Infogresik)
Inovator karamba apung kerang hijau sekaligus Dosen UMG Farikhah saat menerima penghargaan dari Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Jatim Akhmad Jazuli. (Foto: Istimewa/Infogresik)

Lebih lanjut Farikhah mengungkapkan, dirinya tertarik ikut lomba Inotek Award 2022 yang diadakan Balitbang Provinsi Jawa Timur lantaran didorong dan dimotivasi oleh Ketua Pusat Inovasi DPPM UMG Dr. Ernawati, S. Kep., M. Ners.

“Beliau pernah berkunjung ke karamba apung. Lalu memberi motivasi agar diikutkan lomba. Alhamdulillah akhirnya juara 3,” kenangnya.

“Target utama sebenarnya mengenalkan produk budidaya perikanan UMG sebagai center rekayasa teknologi Akuakultur yang dapat membantu nelayan dan petambak, khususnya yang di Gresik,” imbuhnya.

Atas raihan juara 3 tersebut, Farikhah dan tim mendapatkan medali, trofi, pengurusan HAKI, piagam penghargaan, dan uang tunai.

Kabupaten Gresik sendiri diajang Inotek Award 2022 meraih dua penghargaan dalam dua kategori, yakni Juara 3 bidang ekonomi melalui karya Karamba Apung Kerang Hijau dan Juara IV bidang Kepala Daerah Terinovatif.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar