INFOGRESIK – Siswa UPT SDN 81 di Desa Pandanan Kecamatan Duduksampeyan Gresik setiap hari terpaksa menantang maut melintasi rel kereta api (KAI) tanpa palang pintu demi bisa bersekolah.
Tak hanya itu, sekolah yang berada di perbatasan Gresik dan Lamongan ini letaknya seberang jalan utama, jalur utama pantai utara (Pantura). Jauh dari pemukiman warga.
Di momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023, para siswa dan guru berharap pemerintah daerah melalui dinas pendidikan setempat dapat merelokasi sekolah ke tempat yang lebih aman.
Ari, salah seorang siswa menyampaikan sejak kelas satu hingga kelas enam ini dia setiap hari melintasi jalan raya serta rel kereta api yang membahayakan.
“Setiap hari melewati jalan raya dan rel kereta api, jalan kaki diantar ibu, khawatir melintasi rel kereta api,” katanya ketika ditemui pada Selasa (2/5/2023).
Ari bercerita, selama enam tahun diantar oleh orang tuanya. Sang ibu, tak tega jika anaknya melintasi jalur berbahaya setiap hari. Dia pun berharap agar sekolahnya segera direlokasi.
“Karena takut kecelakaan harapannya sekolah dipindah ke tempat lebih baik,” imbuhnya.
Sementara itu, guru UPT SDN 81 Gresik Yayan mengatakan, sudah ada empat korban kecelakaan karena menyebrang jalan mulai dari penjaga sekolah, siswa serta wali murid.
“Sudah sering terjadi kecelakaan anak kecelakaan orang tua kecelakaan, sudah empat kali, bahkan orang tuanya meninggal,” ungkap dia.
Terpisah, Kepala Desa Pandanan Suryadi menaruh keprihatinan. Kondisi sekolah yang jauh dan melewati lintasan berbahaya. Dia berharap pemerintah tegas dan melakukan relokasi secepatnya.
“Kami pemerintah desa sudah menyiapkan lahan. Nanti akan kita relokasi, pak bupati sudah menyiapkan anggaran, relokasi tahun ini,” imbuh dia menanggapi siswa di Gresik menantang maut demi bersekolah.