INFOGRESIK – Saraf kejepit dapat terjadi kepada siapa saja. Meski biasanya banyak menyerang orang berusia di atas 50 tahun, namun tak jarang anak muda juga mengalaminya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya saraf kejepit. Mulai dari angkat barang berat, salah posisi tidur, hingga jatuh kecelakaan.
Hal itu disampaikan Dokter Spesialis Bedah Saraf RS Semen Gresik dr. M. Farishal Akbar, Sp.BS saat Talkshow Online bertema ‘Kenali Saraf Kejepit Sebelum Terlambat’ yang disiarkan secara langsung di Instagram Infogresik, Jum’at (14/10/2022) malam.
“Ketika orang mengalami sakit saraf kejepit sebaiknya tidak tidur di kasur terlalu empuk,” ujar dr. Akbar.
Dia mengungkapkan, kasur empuk membuat posisi tulang menyesuaikan kondisi tubuh. Akibatnya seringkali nyeri saraf kembali kambuh.
“Untuk itu, pilih kasur yang agak keras sehingga dapat menopang berat tubuh sekaligus membuat tidur nyaman,” jelasnya.
Dalam talkshow yang dipandu oleh Influencer Afini Putri R. Itu, dr. Akbar menjelaskan bahwa saraf kecepit itu adalah istilah awam untuk menyebut kelainan tulang belakang. Akibat dari penyakit ini bisa menimbulkan sakit nyeri, kesemutan hingga kepanasan.
“Penyakit ini tidak bukanlah penyakit turunan dan tidak berhubungan dengan penglihatan,” ujarnya.
Ditambahkan dr. Akbar, bagian tubuh yang sering terkena saraf kejepit adalah bagian tubuh yang sering bergerak, yakni pinggang dan leher. “Saraf kejepit kalau tidak ditanggani biasanya berdampak pada tubuh. Bahkan bisa membuat kelumpuhan,” katanya.
“Untuk penyembuhan pasien penanganannya berbeda-beda. Ada yang butuh fisioterapi satu dua kali. Tetapi ada yang beberapa kali,” imbuhnya.
Tak hanya itu, untuk pasien saraf kejepit yang memiliki obersitas memang butuh usaha lebih. Harus diturunkan dulu berat badannya.
“Kita sarankan menurunkan berat badannya dulu. Karena ada resiko bisa terulang kembali. Tumpuhan badan kan di tulang belakang. Jika terlalu berat badannya bisa terus sering sakit,” pungkasnya.