Jejak Sejarah Film di Indonesia: Dari Layar Hitam-Putih ke Era Digital yang Meledak

oleh Khanif Rosidin
Poster perkembangan film dari masa me masa. (Foto: Ist/Infogresik)

INFOGRESIK – Dalam perkembangan teknologi saat ini dunia film dapat berkembang luas dan pesat. Yang dulunya film masih hitam-putih hingga dengan adanya perkembangan teknologi sekarang film dapat menarik para penonton.

Menurut buku pengantar teori film yang ditulis oleh Muhammad Ali Mursid Alfathoni, M.Sn dan Dani Manesah, M.Sn film adalah sebagai bagian media massa yang sifatnya sangat komplek. Film yang terdiri dari atas visual dan audio yang memiliki kemampuan dalam mempengaruhi emosional penonton dari visual gambar film yang telah ditayangkan.

Sejarah singkat Perfilman Dunia

Film dunia pertama ditemukan sekitar akhir abad ke- 19. Awalnya film dibuat oleh Louise dan Auguste Lumiere atau seringkali di panggil dengan Lumiere bersaudara yang berasal dari Prancis ini adalah film pertama yang telah diakui oleh internasional sebagai film pertama di dunia. Mereka berdua juga telah mengembangkan kamera dan proyektor pada tahun 1890-an. Untuk film pertama yang mereka buat yaitu berjudul “Sortie del’usine Lumira de Lyon” atau “Workers Leaving the Lumiere Factory”, yang berdurasi hanya beberapa menit saja dan film ini masih dengan warna hitam-putih, mereka memperlihatkan film tersebut kepada publik pada 18 Maret 1895.

Sejarah singkat perfilman Indonesia

Pencetus pertama kali industri film di Indonesia adalah Usmar Ismail. Ia adalah seorang sutradara, produser, dan tokoh penting dalam dunia perfilman Indonesia pada masa itu. Usmar Ismail berkontribusi dalam pembuatan beberapa film berpengaruh, seperti “Darah dan Doa” (1949) dan “Lewat Djam Malam” (1954). Menurut Muchlis Soleiman Di Indonesia. Film pertama kali diperkenalkan di Indonesia dengan urutan periode sejarah film Indonesia:

• Pada 5 Desember 1900 di Batavia(Jakarta). Pada masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah abang dengan tema film dokumenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belandadi Den Haag.
• Pada tahun 1905, Film cerita pertama kali dikenal di Indonesia yang diimpor dari Amerika. Film-film impor ini berubah judul kedalam bahasa Melayu, dan film cerita impor ini cukup laku di Indonesia dibuktikan dengan jumlah penonton dan bioskop yang meningkat.
• Pada tahun 1926, Film lokal pertama kali diproduksi oleh NV Java Film Company adalah sebuah film cerita yang masih bisu.
• Pada tanggal 30 Maret – 5 April 1955, Untuk lebih mempopulerkan film Indonesia, Seorang tokoh perfilman Indonesia “Djamaludin Malik” mendorong adanya Festival Film Indonesia (FFI), Sebelumnya pada 30 Agustus 1954 terbentuk PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia).
• Pertengahan 90-an, Film-film nasional yang tengah menghadapi krisis ekonomi harus bersaing keras dengan maraknya sinetron di televisi-televisi swasta. Apalagi dengan kehadiran Laser Disc, VCD dan DVD yang semakin memudahkan masyarakat untuk menikmati film impor.Kehadiran kamera-kamera digital berdampak positif dalam dunia film Indonesia, Karena dengan adanya kamera digital, Film mulai terbangun komunitas film-film Independen.

Sejarah perkembangan film di Indonesia

1. Masa coba-coba (1926-1937)
Pada masa ini pembuatan film cerita yang berawal di kota Bandung, pada jaman itu perfilman di Indonesia masih mengalami kesulitan karena harus berhadapan dengan film-film impor yang telah lebih dahulu menguasai pasar film. Maka dari itu dicobalah bermacam-macam bentuk dan cerita untuk dimasukan ke dalam bioskop.

2. Masa Film Bisu (1926-1930)
Pada masa ini pembuata film cerita telah dimulai meskipun secara bisu atau tidak ada audio. Film denga judul “Loe Toeng Kasaroeng” yang di sutradarai oleh kruger menjadi film bisu pertama di Indonesia. Film ini pertama di rilis oleh NV Java comany pada  31 Desember 1926, dan tayang di bioskop sampai pada 6 Januari 1927.

3. Masa Film Bicara  atau Bersuara (1931)
Pada masa ini film bicara pertama diputar, tetapi masih flm produk dari Amerika. 1 tahun kemudian di Indonesia mencoba membuat film bersuara oleh para pembuat film di tanah air. Pada masa ini peralatan yang untuk digunakan untuk membuat film berada di Kota Bandung, tetapi kualiatasnya masih belum sempurna. Film bersuara yang sudah ada waktu itu adalah film “Nyai Dasima” di Jakarta pada tahun 1931, lalu disusul dengan film “Zuter Thereia” di Bandung 1932.

Film ada berbagai jenis atau sekarang bisa dipanggil dengan genre film, jenis-jenis atau genre film ini banyak ditemukan dan kebanyakan muncul dalam bioskop ataupun media massa lainnya.

Jenis film
1. Film Dokumenter
Film documenter adalah film yang menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas menggunakan fakta atau data. Film ini tidak memiliki plot dimana alur cerita yang umumnya berdasarkan tema dari objek tersebut. Contohnya pada film “Ice Cold : Murder coffe and Jessica Wongso”.

2. Film Romance ( Romantis)
Film romance atau romantic adalah film yang mengeksplorasi hubungan percintaan dan romantika antara karakter utama. Contohnya pada film “Dilan 1190”.

3. Film Horor
Film horror adalah film yang dibuat untuk para penonton yang menimbulkan rasa takut atau tegang untuk menontonnya, karena didalam film horror melibatkan unsur-unsur supernatural dan kejadian yang mengerikan (hantu). Contohnya pada film “Pengabdi Setan”

4.Film Komedi
Film komedi adalah film yang terdapat unsur komedinya atau lucu,yang membuat para penonton tertawa saat menontonya. Contohnya pada film “My stupid Boss”.

5. Film Animasi
Film animasi adalah film yang menggunakan gambar-gambar bergerak atau animasi untuk menceritakan sebuah cerita. Film ini bisa disebut dengan Anime di Jepang. Contohnya pada film “Spirited Away”.

6. Film Fiksi
Film fiksi adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang. Film fiksi juga memiliki konsen adegan yang sudah dirancang sejak awal. Struktur ceritanya harus terikat dengan hukum sebab akibat dan juga terdapat karakter protagonis dan antagonis, masalah serta konflik, dan ending. Contohnya pada film “The 5th Wave”.

7. Film Fantasi
Film fantasi adalah film yang melibatkan elemen-elemen dari dunia fantasi, film ini berasal dari fantasi sang creator yang ingin dibuat menjadi sebuah cerita. Contohnya pada film “Harry Potter”.

Terdapat Dampak Positif yang akan kita dapatkan disaat menonton film, yaitu:

1. Hiburan dan Relaksasi
Menonton film dapat memberikan hiburan, mengurangi stres, dan memberikan ketenangan pikiran.

2. Pelajaran Hidup
Film dapat menjadi sumber inspirasi dan memberikan pelajaran hidup.

3. Mengasah Bahasa Asing
Menonton film dalam bahasa asing dapat membantu dalam mengasah kemampuan berbahasa asing.

4. Menambah Ilmu Pengetahuan: Banyak film yang mengangkat isu penting seperti kesehatan, pendidikan, dan politik, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

5. Membuat Pikiran Lebih Terbuka
Menonton film dapat membuat pikiran lebih terbuka dan mengajarkan hal-hal baru, sehingga merangsang imajinasi dan kreativitas.

Menonton film secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi anak, antara lain:

1. Risiko Agresif
Menonton film yang menampilkan adegan kekerasan dapat meningkatkan agresi pada anak-anak.

2. Potensi Gangguan Mental

Menonton film yang menampilkan isi negatif atau ketidaknyamanan dapat mengakibatkan perasaan ketidaknyamanan dan gangguan pikiran pada anak-anak.

3. Kesulitan Bedakan
Menonton film secara berlebihan dapat menyebabkan kesulitan anak untuk berdiri dan menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk berlatih lain.

4. Masalah Kesehatan
Menonton film yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, karena anak-anak mungkin mengurangi waktu yang disarankan untuk berolah, berlatih, atau berinteraksi dengan orang-orang.

5. Peran Buruk
Menonton film yang berlebihan dapat mengakibatkan peran buruk bagi anak-anak, seperti merokok, berkelahi, atau meniru tindakan kekerasan.

Pengaruh sinema terhadap masyarakat saat ini sangat luas jangkauannya. Film dapat menjadi sarana hiburan, pendidikan, bahkan propaganda. Massa saat ini menjadi lebih beragam dan penting seiring dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi digital membuat masyarakat semakin mudah dan murah dalam menonton film. Sebab film tidak hanya menjadi sumber hiburan, namun juga menjadi sarana komunikasi massa yang efektif. Hal ini  meningkatkan konsumsi film di masyarakat. Di era digital saat ini, pengaruh film terhadap masyarakat semakin meningkat. Pasalnya, film kini lebih mudah diakses oleh masyarakat. Saat ini  masyarakat dapat menonton film melalui berbagai platform seperti TV, film, internet, dan media sosial lainnya. Film yang mengangkat isu-isu sosial seperti kemiskinan, kelaparan, dan perubahan iklim juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi film dan mendukung produksi film yang memberikan nilai positif. Dan masyarakat perlu memilih film yang berkualitas dan bermanfaat karna di massa sekarang sangat kompleks dan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis film, target penonton, dan konteks sosial budaya dan serta menghindari film yang mengandung unsur-unsur negatif.

*Artikel ini dibuat oleh Mitha Andini, Putri Puspitasari, Nadhifatus Sholikha dan Nayyara Safaa A.A., Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus Surabaya yang diampu oleh Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom. dalam matakuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar