INFOGRESIK – Sebelum peristiwa nahas dialami Hidayatus Tsaniah, ayah korban Sukardi mengaku tak bisa tidur. Kabar duka pada Minggu (2/10/2022) dini hari ia dapatkan dari teman sang buah hati.
“Entah kenapa malam itu saya tidak bisa tidur. Sekitar jam 01.00 WIB saya ditelepon oleh teman anak saya yang mengabarkan kalau anak saya meninggal dunia saat menonton pertadingan Arema,” ungkap Sukardi didampingi sang istri,Senin (3/10/2022).
Hidayatus Tsaniah sendiri merupakan satu diantara ratusan orang yang meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Saat mendengar kabar duka, Sukardi langsung hendak berangkat dari rumahnya di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik ke Malang untuk menjemput jenazah anaknya. Namun, oleh beberapa kerabatnya, Sukardi dicegah agar tidak berangkat dengan alasan keamanan seperti adanya sweping plat L dan W.
“Setelah kami tunggu, jenazah anak saya akhirnya datang diantar mobil ambulan sekitar pukul 08.00 WIB Minggu pagi hari,” terangnya.
Mengetahui ada warga Gresik yang menjadi tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah bergegas takziyah ke rumah duka.
“Kami sangat kaget ketika mendengar kabar ada ratusan korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Lebih mengagetkan lagi ternyata ada satu korban jiwa dari Gresik,” ujar Bu Min,
Bu Min pun berharap pihak keluarga ikhlas dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka yang telah menimpa almarhumah. Dia menyebut peristiwa ini menjadi perhatian publik karena menelan ratusan korban jiwa dan luka-luka.
“Kami mendoakan semoga amal ibadah almarhumah Hidayatus Tsniah diterima di sisi Allah SWT. Dan pihak keluarga sabar dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka ini,” ungkapnya.