Budidaya Talas, Pemuda Desa Wotan Mampu Raih Omset Hingga Rp 800 Juta

oleh Khanif Rosidin
Didik Sihabul Millah (kanan) petani talas asal Desa Wotan, Kecamatan Panceng Gresik bersama tim saat menunjukan talas hasil panen. (Foto: Ist/Infogresik)

INFOGRESIK – Berawal dari mengikuti seminar budidaya tanaman talas di Kabupaten Subang, Jawa Barat pada 2021 lalu, Didik Sihabul Millah kemudian memberanikan diri untuk menjadi petani talas. Kini, setiap kali panen Pemuda asal Desa Wotan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik ini mampu meraih omset atau laba kotor hingga Rp 800 juta.

Pemuda yang akrab disapa Didik itu memulai budidaya talas jenis pratama di lahan seluas 4 hektare. Untuk 1 hektare dibutuhkan modal sekitar Rp 120 juta. Hal ini meliputi untuk sewa lahan, persiapan, bibit, perawatan hingga pupuk.

Dari penanaman hingga panen dibutuhkan waktu 7 bulan. Satu tanaman talas bisa menghasilkan 2 sampai 3 kilogram. Kemudian tiap 1 kilogram dijual Rp 10ribu.

“Ternyata sangat diminati pasar, selain diolah jadi kuliner kekinian, talas juga dijual langsung ke pasar ataupun pusat perbelanjaan,” ungkap Didik, Minggu (15/1/2023).

“Hasil panen tiap lahan 1 hektare kalau terjual semua akan mendapatkan laba kotor sekitar Rp 200 juta. Kalau 4 hektare ya dapat Rp 800 juta,” imbuh pemuda berusia 35 tahun itu.

Didik mengaku, sengaja memilih budidaya talas pratama dikarenakan jenis ini merupakan hasil riset dari akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB). Sehingga memiliki bentuk yang besar dan hama tikus tidak ada. Apalagi di Gresik tanaman bernama lain keladi ini belum ada yang membudidayakan.

“Tantangannya air harus proporsional, kalau kebanyakan air tanaman talas bisa jadi busuk. Jadi harus dipantau terus,” ujar Didik.

Agar menambah nilai jual, Didik bersama pemuda lainnya kemudian membuat berbagai olahan produk dari talas dengan brand Raja Talas yang bernaung di PT Meta Agro Tani miliknya.

Untuk tahap awal, ada jajanan lumpia berisi talas dengan aneka topping yang dijual mulai Rp10 ribu sampai Rp25 ribu per porsi. Produk itu di launching saat grand opening Raja Talas di Eduwisata Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Sabtu (14/1).

“Kami yakin bisa bersaing, apalagi kami menghadirkan konsep yang lebih kekinian,” tegasnya.

Kedepan, lanjut Didik,akan ada aneka produk berbahan dasar talas yang dijual seperti donat, keripik hingga es krim. Sehingga tak hanya sekedar dikukus dan langsung dimakan.

“Kami berharap olahan jajanan kekinian ini bisa dinikmati semua kalangan,” imbuh dia.

Mengonsumsi talas, kata Didik memiliki banyak manfaatnya. Salah satunya bisa menjadi pengganti nasi yang cocok bagi penderita diabetes maupun program diet.

“Makanan ini menyehatkan, serta rendah gula,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar