Kisah Nazril, Bayi Tanpa Anus Asal Kedamean yang Buat Bupati dan Mensos Tergerak

oleh Khanif Rosidin
Lindi Febrianti dan Mochamad Nadif orang tua Nazril bayi tanpa anus menerima bantuan dari Kemensos RI dan Kitabisa.com. (Foto: Istimewa)

INFOGRESIK – Nasib sedih dialami pasangan Lindi Febrianti dan Mochamad Nadif. Pasangan asal Dusun Pilanggresik, Desa Kedamean, Kedamean, Kabupaten Gresik ini tak menyangka, kebahagian menanti kelahiran anak berubah duka usai tahu buah hatinya yang bernama Muhammad Nazril Maulana terlahir tanpa anus.

Tak sampai disitu, Nazril juga tak memiliki kaki dan tangan yang sempurna atau multiple congenital malformation. Perasaan Lindi Febrianti dan Mochamad Nadif semakin hancur manakala dokter bercerita bahwa sang anak harus segera dioperasi dengan biaya sekitar Rp.70 juta.

Uang biaya operasi yang besar tak mungkin didapat Moh. Nadif dalam waktu cepat. Apalagi dirinya hanya bekerja sebagai buruh kertas karton dengan upah Rp.75 ribu per hari.

Tak ada biaya operasi membuat beberapa bulan Nazril harus menahan rasa sakit. Apalagi bila tindakan operasi pembuatan anus tak segera mungkin dalam waktu dekat dapat mengancam nyawa Nazril. Berbagai usaha telah dilakukan kedua orang tua Nazril. Bahkan mereka rela menjual barang-barang berharganya.

Kisah Nazril lantas viral di media dan media sosial. Sehingga membuat banyak orang prihatin. Kemudian ada penggalangan dana di platform Kitabisa.com dan terkumpul yang senilai Rp59,9 juta.

Selain dari platform, untuk penyembuhan penyakit yang dideritanya, Nazril telah mendapat dukungan bantuan dari kepesertaan orangtuanya dalam Bantuan Peserta Jaminan Kesehatan (BPJS). Namun untuk kebutuhan sehari-hari dirasa masih kurang. Sebab, penghasilan ayah Nazril sebagai buruh pabrik masih belum mencukupi.

Minggu (13/11/2022) Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kemudian mendatangi Kantor Bupati Gresik untuk bertemu Nazril bersama dengan kedua orang tuanya. Dengan didampingi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Mensos Risma menyerahkan bantuan dari Kemensos senilai Rp22,4 juta.

Mensos Risma mengatakan, sebenarnya anggaran Kemensos tidak didesain untuk mendukung pengobatan penyakit yang membutuhkan penanganan medis berkelanjutan seperti yang diderita Nazril. Untuk mendukung kelancaran selama proses pengobatan, keluarga kecil ini tetap memerlukan bantuan.

“Kami kan tidak bisa anggarannya untuk pengobatan seperti ini. Itu bisa dibantu oleh para dermawan. Tapi kan ada biaya operasional, untuk makan, transportasi, dan sebagainya. Nah itu tidak sedikit juga. Kami bantu itu,” kata Risma.

Untuk meringankan beban orantuanya, Kemensos bersama kitabisa.com menginisiasi pendampingan layanan dukungan psikososial. Serta menggalang dana untuk mendukung biaya operasional Nazril selama proses pengobatan hingga sembuh.

“Terima kasih kepada rekan-rekan media maupun media sosial yang menginformasikannya ada berita tentang adik Muhammad Nazril. Sehingga kami dapat mengetahui dari cerita itu,” ucap mantan Wali Kota Surabaya ini.

Tidak hanya itu, Kemensos melalui Direktorat Pemberdayaan Masyarakat memberikan bantuan usaha kepada orang tua Nazril yaitu peralatan untuk berjualan minuman dan sosis. Hal ini agar orangtua Nazril bisa mandiri dan dapat membantu perekonomian keluarga. Bantuan tersebut berupa lemari es, kompor gas, blender multifungsi, peralatan makan, peralatan masak, etalase, sealer, dan berbagai jenis bahan makanan.

Sementara, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengungkapkan, dengan kondisi Nazril seperti saat ini tentunya memerlukan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan agar bisa tumbuh dan berkembang seperti balita lainnya.

“Insha Allah kita dari Pemerintah Kabupaten Gresik tidak akan tinggal diam. Seperti saat kemarin adik Nazril memerlukan pelayanan kesehatan di RSAL Surabaya, kita terus mendampingi melalui Dinas Sosial Kabupaten Gresik dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik,” ungkap Gus Yani.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar