INFOGRESIK – Pemerintah Desa Ngepung, Kecamatan Kedamean, menggelar Rembug Stunting sebagai rangkaian penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Tahun 2026.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Ngepung dengan melibatkan perangkat desa, BPD, PKK, kader posyandu, bidan desa, pendamping desa, serta tokoh masyarakat.
Kepala Desa Ngepung, Suparnata, menyebut percepatan penurunan stunting menjadi fokus prioritas pemerintah desa untuk menyusun dan melaksanakan rencana aksi terpadu.
Selain prioritas anggaran, juga meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan penurunan angka stunting, guna mewujudkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
“Masalah stunting tidak hanya menyangkut kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan generasi. Maka hasil rembug ini kami masukkan dalam program prioritas RKPDes 2026,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).
Baca juga: Ingatkan Bahaya Narkoba, Pemdes Ngepung Kedamean Bentuk Satgas
Evaluasi kasus stunting di Desa Ngepung terus mengalami penurunan. Tahun 2023 tercatat 15 anak balita terindikasi stunting, turun menjadi 9 anak pada 2024, dan 2025 tersisa 6 anak.
“Alhamdulillah, penurunan ini hasil kerja bersama semua pihak. Namun, target kami adalah menjadikan Desa Ngepung bebas stunting,” tegas Suparnata.
Dalam rembug itu, usulan program mengemuka seperti peningkatan layanan posyandu, pemberian makanan tambahan bergizi untuk ibu hamil dan balita, serta penyuluhan gizi keluarga.
Suryani, Bidan Desa bersama kader posyandu Desa Ngepung, mengaku pentingnya kesinambungan program di tingkat desa, para kader di lapangan juga melihat langsung perbaikan kondisi balita.
“Kondisi balita dari tahun ke tahun membaik. Dengan adanya dukungan pemerintah desa, khususnya di RKPDes 2026, kami optimis stunting bisa terus ditekan bahkan hilang sama sekali,” ungkapnya.
Pendamping desa turut menegaskan bahwa kegiatan rembug stunting adalah langkah strategis dalam perencanaan pembangunan desa.
Baca juga: 15,2 Persen Warga Gresik Masih Terkena Stunting, Pemkab Gresik Targetkan 2030 Turun Jadi Satu Digit
“RKPDes harus responsif terhadap masalah stunting. Dengan begitu, program kesehatan tidak hanya terencana, tetapi juga langsung menyentuh keluarga sasaran,” katanya.
Dengan rembug stunting ini, Pemdes Ngepung menegaskan komitmennya untuk menghadirkan RKPDes 2026 yang lebih pro-kesehatan, berpihak pada tumbuh kembang anak.
Pemdes Ngepung berkomitmen menjadikan penanganan stunting sebagai program prioritas utama RKPDes 2026, sejalan upaya pemerintah pusat dan kabupaten dalam percepatan penurunan stunting.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Ngepung, Musriatun Khayati, juga menekankan kegiatan rembug stunting merupakan instrumen penting dalam perencanaan pembangunan desa.
“Dengan mengintegrasikan program kesehatan ke dalam RKPDes, desa dapat memastikan intervensi stunting dilakukan secara berkelanjutan dan tepat sasaran,” tukasnya.
Berdasarkan SSGI, angka stunting nasional menurun dari 21,5 persen (2023) menjadi 19,8 persen (2024), di Jatim turun menjadi 14,7 persen, sementara di Gresik turun tipis dari 15,4 persen ke 15,2 persen, menempati urutan ke-8 se-Jatim.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Gresik aktif hingga tingkat desa dengan meluncurkan program unggulan seperti Gresik Urus Stunting (GUS) dan Detak Keris untuk menekan angka stunting hingga satu digit pada 2030.