INFOGRESIK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI), serta sejumlah lembaga kesehatan lainnya menggelar sosialisasi pencegahan penyakit Tuberkulosis (TB) kepada masyarakat di area Car Free Day (CFD), Minggu (9/11/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari radiogram Kementerian Kesehatan RI tentang penanggulangan penyakit TB, sekaligus upaya mempercepat pencapaian target Gresik bebas TB pada tahun 2028 — dua tahun lebih cepat dari target nasional Indonesia bebas TB tahun 2030.
Kepala Dinas Kesehatan Gresik, dr. Mukhibatul Khusnah, mengatakan CFD menjadi lokasi strategis untuk mengedukasi masyarakat karena ramai dikunjungi warga.
“Kenapa di CFD? Karena ini salah satu tempat yang bagus untuk sosialisasi pencegahan penyakit TB. Banyak orang berkumpul di sini. Tapi tentu sosialisasi tidak hanya dilakukan di CFD saja,” ujarnya.
Khusnah menjelaskan, Dinkes Gresik menargetkan eliminasi TB pada 2028 dengan melakukan berbagai langkah masif, seperti edukasi dan sosialisasi langsung kepada masyarakat.
Baca juga: Layanan Semakin Lengkap, RS Fathma Medika Resmikan Poli TB DOTS untuk Tangani TBC
“Langkah yang kami tempuh untuk menurunkan angka TB di Gresik salah satunya melalui kegiatan seperti ini. Kami ingin masyarakat tahu bahaya TB dan pentingnya pencegahan sejak dini,” jelasnya.
Ia menambahkan, keberhasilan eliminasi TB tidak bisa dicapai tanpa kolaborasi lintas sektor. Karena itu, Dinkes menggandeng IDI, IIDI, dan berbagai lembaga kesehatan lain untuk bersama-sama menekan angka penyebaran TB.
“Penanggulangan TB ini kompleks, jadi perlu kolaborasi agar lebih cepat. Ada faktor gizi, pengobatan, perawatan, hingga pendampingan pasien agar disiplin minum obat. Semua pihak harus terlibat,” tutur Khusnah.
Selain sosialisasi, Dinkes juga gencar melakukan deteksi dini dan pengobatan. Langkah tersebut meliputi menemukan sebanyak mungkin penderita TB, mengobati hingga sembuh, serta mencegah penularan baru melalui kegiatan screening.
“Screening bisa dilakukan di seluruh wilayah Gresik — mulai dari puskesmas, desa, kecamatan, hingga CFD seperti ini. Setelah ditemukan, pasien akan diedukasi dan didampingi agar menjalani pengobatan dengan baik,” terangnya.
Baca juga: Berkat Pelayanan yang Baik, Angka Kematian Ibu dan Bayi di Gresik Alami Penurunan
Sementara itu, Ketua IIDI Kabupaten Gresik, dr. Titin Ekowati, menegaskan bahwa IDI dan IIDI berkomitmen aktif mendukung percepatan eliminasi TB di Gresik.
“Kami berpartisipasi memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya penularan TB, cara pencegahannya, serta edukasi makanan yang dianjurkan bagi penderita,” ujar Direktur RS Walisongo Husada (RSWH) tersebut.
Titin menambahkan, peran keluarga juga penting dalam upaya pencegahan dan penyembuhan TB.
“Harapan kami, Gresik bisa benar-benar bebas TB tahun 2028. Kami akan terus mengampanyekan hidup sehat dan pola makan bergizi kepada masyarakat,” ungkap Ketua BHP2A IDI Gresik ini.
