INFOGRESIK – Tak sekadar narasi dalam pengurangan sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik berkolaborasi Petrokimia Gresik juga aktif turun ke masyarakat untuk mengedukasi hingga membagikan tas jinjing serbaguna dari kain (tote bag).
Seperti yang terlihat pada Apel Bersama dan Aksi Bersih Sampah Plastik dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang digelar di Pasar Krempyeng, Kamis (5/6/2025).
Seusai apel, Kepala DLH Gresik, Sri Subaidah, bersama Vice President Petrokimia Gresik, Bagus Eka Saputra, memimpin langsung aksi gerebek sampah plastik.
Saat bertemu pengunjung pasar yang akan belanja, dengan sigap tim gabungan langsung membagikan ratusan tote bag. Selain pengunjung, pedagang juga dapat tas ini.
“Kami aktif memberikan edukasi agar pengunjung dan pedagang pasar untuk mengganti plastik sekali pakai dengan tote bag. Ini bagian ikhtiar kami dalam mengatasi sampah,” ungkap Kepala DLH Gresik, Sri Subaidah, seusai kegiatan.
Dijelaskan Subaidah, kegiatan ini sebagai bentuk implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 143-3/2021 tentang pengurangan penggunaan kemasan plastik sekali pakai (PSP) yang tidak ramah lingkungan.
“Fokus kali ini di pasar-pasar tradisional sebagai salah satu sumber utama kantong plastik,” terangnya.
Seusai dari Pasar Krempyeng, rombongan yang terdiri dari jajaran DLH dan Petrokimia Gresik, organisasi masyarakat Fatayat, Aisyiyah, Patiro, perusahaan MV Lab, serta pelajar, melakukan pembersihan sampah plastik.
Sementara, Vice President (VP) Lingkungan Hidup Petrokimia Gresik, Bagus Eka Saputra, mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk komitmen atas surat edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup tentang penghentian polusi plastik.
“Saat ini, dunia menghasilkan sekitar 60 juta ton sampah plastik per tahun. Kami ingin kampanye ini memperluas kesadaran masyarakat dan menjadi langkah awal untuk pengendalian,” kata Bagus.
Senada, Warisno Anugrahani selaku Wakil Ketua HUT Petrokimia Gresik menyampaikan pentingnya aksi ini. Untuk itu perlu terus dilakukan secara rutin.
“Manusia bisa menghasilkan hingga 1,5 kilogram sampah setiap hari. Jika kita abai, lahan penampungan bisa kolaps. Gerakan seperti ini penting untuk menumbuhkan kesadaran kolektif,” tuturnya.
