INFOGRESIK – Perekam video fitnah “Pengundian Jalan Sehat” yang viral di desa Randuagung, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik akhirnya mendatangi balai desa Randuagung, Selasa (3/9//2024).
Ialah Abin Erit Istrada (33), warga Jl. dr Wahidin Sudirohusodo, desa Randuagung, Kebomas, Gresik. Kedatanganya ke balai desa ditemani langsung oleh perangkat RT dan RW setempat serta APH desa.
Dihadapan seluruh perangkat desa, mulai dari Kepala Desa Randuagung, Khambali, serta pihak-pihak terkait di lingkungan desa, pemuda yang kesehariannya berdagang minuman ini akhirnya meminta maaf kepada Pemdes Randuagung, Panitia kegiatan jalan sehat HUT ke-79 RI, serta seluruh masyarakat terutama.
“Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Randuagung, terutama Pak Kades. Saya selaku pembuat video yang akhirnya viral dan berujung gaduh” katanya.
Permintaan maaf ini juga ditulis langsung oleh perekam video pada kertas bermaterai yang disaksikan oleh seluruh perangkat desa Randuagung, mulai dari tingkat RT, RW, hingga perangkat, dan Kepala Desa.
“Apabila saya mengulangi lagi, saya siap diproses sesuai hukum yang berlaku” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Randuagung, Khambali mengatakan bahwa pihaknya bersyukur, pembuat video sudah mau meminta maaf dan disesaikan secara kekeluargaan.
“Alhamdulillah, pada hari ini yang bersangkutan hadir dan penyelesaian tidak sampai ke ranah hukum” kata Khambali.
“Yang bersangkutan hadir sekaligus memohon maaf terkait aksinya merekam dan menyebarkan video dengan narasi fitnah bagi desa, terutama kepala desa Randuagung” tambahnya.
Kepala Desa mengatakan, video tersebut merupakan bentuk ketidak puasan pribadi saja pada saat pengundian giat jalan sehat pada HUT ke-79 RI, Minggu (1/9/2024).
“Saya selaku kepala desa Randuagung, karena sudah ada itikad baik sudah datang ke balai desa, jadi tidak akan melanjutkan ke ranah hukum” bebernya.
Kepala Desa Randuagung, menceritakan bahwa akibat viralnya video fitnah tersebut, nama baiknya dan pemerintah desa hilang seolah-olah pihak desa melakukan penyelewengan dan tidak pantas dilakukan.
“Terutama saya selaku kepala desa, merasa sangat dirugikan padahal kenyataannya tidak seperti itu, saya sampai tidak bisa tidur untuk klarifikasi karena video sudah tersebar ke seluruh Indonesia” cerita Kades.
Pihaknya berharap, dengan adanya hal ini masyarakat bisa tahu mana yang benar, mana yang salah. “Buat pembelajaran semuanya, apabila ada ketidakpuasan dalam penyelenggaraan desa, pihak desa selalu terbuka menerima masukan dan memberikan klarifikasi, tidak langsung diviralkan seperti ini” pungkasnya.
Diketahui, beredar video dengan narasi fitnah yang tersebar di media sosial Facebook, Tiktok, WAG, dan platform medsos lainnya terkait aksi kepala desa yang dinilai curang saat pengundian hadiah utama motor metik. Akibat adanya video ini memancing kegaduhan berujung hal negatif bagi pemerintah desa.