INFOGRESIK – Petrokimia Gresik menggelar Sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Green and Smart Port di Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) bersama para mitra di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Melalui kegiatan ini, perusahaan memperkuat komitmen dalam mendorong efisiensi energi dan dekarbonisasi pelabuhan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menyampaikan bahwa penerapan Green and Smart Port di TUKS Petrokimia Gresik membutuhkan dukungan mitra dan rekanan yang beroperasi di sekitar pelabuhan agar implementasinya lebih optimal dalam mendukung operasional bisnis, khususnya pendistribusian pupuk bersubsidi ke seluruh Indonesia.
“Pelabuhan menjadi salah satu titik penting bagi Petrokimia Gresik untuk berinteraksi dengan para mitra. Konsep Green and Smart Port yang menjadikan proses kepelabuhanan lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan tidak bisa dijalankan secara mandiri, tetapi memerlukan dukungan semua pihak,” ujar Daconi, Sabtu (25/10/2025).
Penerapan Green and Smart Port merupakan langkah strategis Petrokimia Gresik dalam mendukung Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi, konektivitas, dan daya saing logistik nasional. Pelabuhan sebagai simpul utama logistik memiliki peran vital dalam memperlancar arus barang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Transformasi Desa Tawangargo Jadi Living Lab Pertanian Berkelanjutan Bersama Petrokimia Gresik
Namun demikian, aktivitas pelabuhan juga berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca. Karena itu, transformasi menuju pelabuhan hijau dan cerdas menjadi kebutuhan mendesak. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 sebagaimana tercantum dalam Nationally Determined Contribution (NDC), dengan fokus pada efisiensi energi, digitalisasi sistem pelabuhan, penggunaan energi bersih, serta pengurangan jejak karbon dari aktivitas maritim dan logistik nasional.
Beberapa implementasi yang telah dilakukan di antaranya pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan sepeda motor listrik, penggantian lampu penerangan konvensional menjadi LED, penerapan green building, serta pemanfaatan CCTV untuk memonitor aktivitas pelabuhan melalui sistem Digital Port Supervising (aplikasi Petroport).
Optimalisasi penggunaan crane pelabuhan dan conveyor system juga menjadi bagian penting dalam efisiensi kegiatan bongkar muat. Langkah ini membantu menekan biaya distribusi bahan baku maupun produk jadi, yang pada akhirnya berdampak pada efisiensi harga produk. Dengan demikian, Petrokimia Gresik turut menjaga daya saing dan memberikan perlindungan bagi konsumen.
Baca juga: Program Tameng dan Lontar Antarkan Petrokimia Raih Penghargaan di Ajang CSR & PDB Award 2025
“Green and Smart Port sudah menjadi kebutuhan bagi Petrokimia Gresik sebagai salah satu instrumen untuk meningkatkan daya saing usaha. Apalagi Petrokimia Gresik mendapat amanah dalam penyaluran pupuk bersubsidi guna menjaga ketahanan pangan nasional,” tutup Daconi.
Atas penerapan konsep Green Port yang matang, Petrokimia Gresik telah menerima sejumlah penghargaan. Pada 2022, Pelabuhan Petrokimia Gresik dinobatkan sebagai Green Port terbaik se-Indonesia oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Setahun berikutnya, pelabuhan ini menjadi yang pertama di Indonesia yang memperoleh Green Port Award System (GPAS) dari APEC Port Service Network (APSN). Terbaru, pada 2024, Kementerian Kesehatan RI memberikan penghargaan “Pelabuhan Sehat” kepada Petrokimia Gresik.
