INFOGRESIK – Komitmen dalam membahagiakan dokter dan masyarakat menjadi salah satu prioritas Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Gresik periode 2025–2028 yang baru dilantik pada Sabtu (2/8/2025).
Bertempat di Kantor Bupati Gresik, pelantikan pengurus baru IDI Gresik tahun ini mengusung tema “IDI Kuat dan Bersatu Mendukung Asta Cita untuk Mewujudkan Indonesia Emas.”
Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Gresik sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan IDI Gresik, dr. Asluchul Alif.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Ketua IDI Wilayah Jawa Timur, dr. Sutrisno; Ketua GOW Gresik, Shinta Puspitasari; Kepala Dinas Kesehatan Gresik, Mukhibatul Khusnah; serta Ketua IDI Gresik, dr. Abdul Fattah.
Ketua IDI Gresik, dr. Abdul Fattah, menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan program yang telah dirintis oleh pengurus sebelumnya.
Ia juga berharap sistem BPJS ke depan dapat memberi kepuasan bagi pasien maupun tenaga medis.
“Harapan kami, masyarakat senang, dokternya juga senang,” ungkapnya usai pelantikan.
IDI Cabang Gresik juga menyatakan kesiapan untuk mendukung program prioritas pemerintah daerah, termasuk Nawakarsa pelayanan dan pengembangan layanan berbasis koperasi.
Dalam sambutannya, Ketua IDI Wilayah Jawa Timur, dr. Sutrisno, menyoroti tingginya tingkat komersialisasi dalam sektor kesehatan.
Ia menyampaikan bahwa dari 25 perusahaan dengan keuntungan terbesar di Amerika pada 2025, tujuh di antaranya berasal dari sektor kesehatan.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor medis kini menjadi ladang bisnis yang sangat menguntungkan.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai etika dan profesionalisme dalam praktik kedokteran.
Ia menambahkan, pertumbuhan rumah sakit yang begitu cepat di Indonesia telah mencapai angka 3.400, dengan dominasi rumah sakit kecil milik holding dan pemda.
Di saat yang sama, ia mengajak agar potensi lokal seperti pengobatan herbal tidak ditinggalkan begitu saja.
“Jamu itu uangnya triliunan. Jangan terlalu silau dengan produk dunia,” pesannya.
Selain itu, ia juga menyampaikan perlunya memanfaatkan potensi pengobatan tradisional, seperti herbal dan jamu, yang memiliki potensi ekonomi besar.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik, dr. Asluchul Alif, menegaskan bahwa Pemkab Gresik bersikap hati-hati dalam memberi izin kepada rumah sakit luar daerah yang ingin membuka cabang di Gresik.
Ia menyebut sejumlah rumah sakit dari luar telah mengajukan permohonan, namun tidak diberikan izin.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk keberpihakan kepada fasilitas layanan kesehatan yang telah beroperasi di Gresik.
“Kami ingin masyarakat Gresik tetap menggunakan layanan kesehatan yang ada di daerahnya sendiri. Itu bentuk perlindungan terhadap ekosistem kesehatan lokal,” tegas Alif.
Ia menambahkan bahwa Pemkab Gresik akan terus memperkuat RSUD Ibnu Sina sebagai rumah sakit milik daerah.
Selain itu, RS Semen akan difokuskan pada layanan jantung, sementara RS Petro dikembangkan untuk layanan gastroenterologi.
Dokter Alif juga menekankan pentingnya optimalisasi layanan BPJS, mengingat Gresik telah mencapai Universal Health Coverage (UHC).
“Tidak boleh ada iuran tambahan. Semua harus gratis dan optimal,” kata Ketua DPC Partai Gerindra Gresik ini.