INFOGRESIK – Sejumlah petani di Desa Melirang, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik geram dengan aktivitas proyek PT Bungah Industrial Park (BIP). Tanaman singkong yang mereka rawat berbulan-bulan tiba-tiba diratakan alat berat perusahaan, meski para petani mengaku tidak pernah menjual tanah tersebut.
Lahan yang dipersoalkan mencapai sekitar 5 hektar, dimiliki 14 warga Dusun Pereng Wetan. Ironisnya, ada juga lahan di luar peta perusahaan ikut terdampak, seperti milik Yahya.
“Singkong saya hancur, padahal belum pernah jual tanah,” ujar Yahya, Rabu (27/8/2025). Ia mengaku kaget karena tanahnya yang berada di luar plot perusahaan ikut dianggap milik PT BIP.
Tak hanya itu, warga kecewa karena perusahaan hanya menawarkan kompensasi Rp3.000 per meter. Padahal, menurut pengakuan PT BIP sendiri, lahan tersebut dibeli melalui lelang seharga Rp195 ribu per meter.
“Bayangkan, kami dihargai Rp3.000 per meter. Bahkan ada yang hanya diberi Rp3,5 juta untuk satu bidang tanah. Sementara yang punya rumah diberi Rp50 juta. Ini sangat tidak adil,” kata salah satu pemilik lahan.
Masalah ini bermula sejak pembebasan lahan oleh PT Puri Mas pada awal 1900-an. Dari 162 hektar yang diplot, hingga 1995 masih banyak tanah warga yang belum terbeli. Namun pada 1997 muncul sertifikat global seluas 116 hektar. Sertifikat itu berpindah tangan beberapa kali hingga akhirnya jatuh ke PT Bungah Industrial Park.
Kepala Desa Melirang, Muafaq, menegaskan pihak desa sejak awal sudah mengingatkan adanya tanah warga yang belum terbeli, termasuk tanah negara seluas lebih dari satu hektar dan jalan desa.
“Semestinya tanah-tanah itu tidak boleh disentuh. Tapi faktanya sudah diratakan dengan alat berat. Bahkan jalan desa yang jadi akses warga ikut ditutup,” tegas Muafaq.
Mediasi sudah beberapa kali dilakukan, baik di pos pantau TNI AL maupun balai desa. Namun, semua berakhir buntu.
Sementara itu, Humas PT BIP, Amak, bersikukuh bahwa tanah yang digarap sah milik perusahaan.
“Ini tanah kami secara sah. Maka kami berhak melakukan apapun. Tidak ada lagi proses beli, hanya kompensasi,” ucapnya.
