INFOGRESIK – Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik, dr. Titik Ernawati, memastikan tiga anak dari lima bersaudara yang diduga ditelantarkan orang tuanya kini sementara tinggal di rumah aman.
Titik menjelaskan bahwa pada Rabu (13/8/2025) UPT PPA mendapatkan laporan dari Dinas Sosial terkait adanya tiga anak berinisial DE (13), KI (11), dan CE (3) yang ditelantarkan orang tuanya dan membutuhkan rumah aman sementara sambil menunggu penempatan.
“SOP kami 14 hari. Dalam waktu 14 hari kami melakukan assessment dan intervensi setiap kebutuhan bagi anak,” kata dr. Titik kepada Infogresik, Kamis (14/8/2025).
Disampaikan dr. Titik, selama berada di rumah aman, kebutuhan dasar ketiga anak akan dipenuhi sepenuhnya. “Tindak lanjut akan dilakukan pendampingan psikolog dari UPT PPA untuk konseling dan layanan psikososial,” terangnya.
Baca juga: Peduli Nasib Anak yang Diduga Ditelantarkan Orang Tuanya, Kades Yosowilangun Siap Beri Pekerjaan
Lebih lanjut, dr. Titik menyebutkan untuk dua anak lainnya, yakni ES (21) dan AN (19), akan dicarikan pekerjaan. “Untuk anak kedua, AN, diusahakan sekolah kembali kejar paket,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, lima anak bersaudara yang tinggal di salah satu perumahan di kawasan Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, diduga ditelantarkan orang tuanya.
Kondisi kelima anak yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan, yakni berinisial ES (21), AN (19), DE (13), KI (11), dan CE (3), sangat memprihatinkan pasca sang ayah, AL, meninggal dunia akibat kecelakaan kapal sekitar dua tahun lalu.
Sementara sang ibu, SA, diduga malah menelantarkan kelima anaknya tersebut dan sering pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama. Anak pertama dan kedua hanya lulusan SMP, anak ketiga dan keempat tidak dapat melanjutkan sekolah SD karena SPP tidak dibayar, sedangkan anak kelima masih berusia tiga tahun dan belum sekolah.
“Anak-anak ini makan dengan cara menjual perabotan rumah, mulai galon hingga AC. Warga sekitar juga turut membantu karena merasa iba,” kata Sofyan (30), salah satu warga sekitar, Rabu (13/8/2025).
Mirisnya lagi, lanjut Sofyan, rumah kontrakan yang ditinggali lima bersaudara ini ternyata masih memiliki tunggakan sebesar Rp10 juta sehingga terancam diusir.
“Kebetulan pemilik rumah kontrakan kemarin, Jumat, ke sini menanyakan kekurangan pembayaran kontrakan, tetapi ibu SA malah tidak ada di tempat dan tidak bisa dihubungi,” terangnya.
Kondisi ini sudah terjadi hampir dua bulan. Pada awalnya, SA masih sering pulang. Namun, akhir-akhir ini justru tak ada kabar sama sekali.
“Ibunya kurang lebih 10 hari tanpa alasan yang jelas. Ibunya tidak memberi kabar lagi posisinya di mana, sedangkan anak-anaknya hidup dengan seadanya,” ujar Sofyan.
Prihatin atas kondisi ini, Sofyan bersama warga kemudian menghubungi anggota DPRD Gresik, Ricke Mayumi, untuk meminta solusi.
Tak butuh waktu lama, politisi Partai Gerindra itu langsung berkoordinasi dengan Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Muchamad Zaifudin, dan instansi terkait. Tampak mendampingi Ketua RT dan Kepala Desa Kembangan, Ngadimin.
“Saya dan Mas Udin serta Dinsos Gresik hari ini langsung mendatangi rumah kontrakan lima anak bersaudara tersebut. Memang kondisi mereka cukup memprihatinkan,” ungkap Ricke.
