INFOGRESIK – Intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah hulu kembali memicu luapan air dari Kali Lamong, menyebabkan banjir meluas di dua kecamatan dan memicu jebolnya tanggul anak sungai.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, meskipun tidak ada korban jiwa, dampak genangan masih terasa di sejumlah desa. Upaya penanggulangan kini difokuskan pada penanganan tanggul yang jebol.
Banjir luapan Kali Lamong mulai terjadi pada Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 04.00 WIB. Penyebab utamanya adalah debit air kiriman yang meningkat drastis dari wilayah hulu, mengakibatkan Kali Lamong meluap hingga menggenangi jalan raya, permukiman, persawahan, dan tambak.
Data BPBD Gresik pada Sabtu (22/11/2025) pukul 13.28 WIB mencatat banjir tersebar di Kecamatan Benjeng dan Cerme dengan kondisi sebagai berikut:
Kecamatan Benjeng
- Desa Dermo: JPD masih tergenang dengan ketinggian 10–30 cm.
- Desa Kedung Rukem: Sempat tergenang, namun kini sebagian besar jalur (jalan raya, JPD, jalan lingkungan, dan rumah) dilaporkan mulai surut.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Puluhan Rumah di Kecamatan Menganti Terendam Banjir
Kecamatan Cerme
- Genangan terjadi di Desa Guranganyar, Lengkong, Morowudi, Pandu, dan Sukoanyar dengan ketinggian 5–50 cm di jalan lingkungan dan JPD.
- Di Desa Morowudi dan Desa Pandu, banjir berdampak pada sektor pertanian dan perikanan dengan total 42 hektare sawah dan 110 hektare tambak terendam.
Luapan banjir di Cerme dan Benjeng diperparah oleh jebolnya dua titik tanggul anak Kali Lamong di Desa Dadapkuning, Kecamatan Cerme, pada Sabtu (22 November 2025) sekitar pukul 02.00 WIB.
- Titik pertama memiliki panjang 5 meter dan kedalaman 3 meter.
- Titik kedua memiliki panjang 2 meter dan kedalaman 2 meter.
“Jebolnya tanggul ini disebabkan oleh pengikisan struktur akibat peningkatan debit aliran sungai yang tidak tertahan. Dampak langsungnya adalah tergenangnya ±17 Ha persawahan di Desa Dadapkuning,” kata Kepala Pelaksana BPBD Gresik, Sukardi.
Dia memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada korban jiwa akibat banjir. BPBD terus melakukan asesmen dan monitoring perkembangan banjir, termasuk Tinggi Muka Air (TMA) Kali Lamong serta pasang surut air laut dan Kali Medangan.
Baca juga: Banjir Gresik Selatan, Wabup Gresik Sebut Banjir Bisa Surut Hari Ini Bila Tidak Hujan
“Saat ini, fokus utama adalah penanganan tanggul jebol di Desa Dadapkuning,” tegasnya.
Untuk perbaikan darurat, BPBD membutuhkan sejumlah logistik, di antaranya 5 terpal, 2.000 karung sak, gedek, dan trucuk. BPBD juga melakukan peninjauan langsung ke lokasi tanggul dan berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan terdampak untuk memastikan penanganan cepat.
“Perahu lipat pun disiagakan di Dusun Ngablak, Desa Kedung Rukem, sebagai langkah antisipatif,” terang Kardi.
Masyarakat diimbau tetap waspada mengingat status tanggap darurat dan kondisi cuaca yang masih rawan.
