INFOGRESIK – Menteri Sosial RI, Syaifullah Yusuf, melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 37 Gresik di Desa Mriyunan, Kecamatan Sidayu, pada Selasa (5/8/2025).
Kedatangan Gus Ipul bersama Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono didampingi langsung oleh Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, dan Wabup dr. Asluchul Alif.
Kunjungan ini dilakukan oleh Mensos untuk memastikan bahwa pembukaan Sekolah Rakyat di 37 titik tambahan berjalan sesuai rencana dan menggunakan kurikulum yang setara dengan pendidikan umum. Bahkan, sekolah ini juga menambahkan pendidikan karakter sebagai nilai plus.
“Saya dan Pak Wamen terus berkeliling ke titik-titik Sekolah Rakyat. Pagi tadi di Lamongan, sekarang di Gresik. Kami ingin memastikan penyelenggaraannya berjalan lancar berkat dukungan semua pihak, seperti yang terlihat di Gresik ini,” ungkap Gus Ipul usai berdialog dengan orang tua dan siswa SRMA 37 Gresik.
Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menuntaskan kemiskinan melalui pendekatan pendidikan inklusif dan pemberdayaan keluarga.
Dia menambahkan, para orang tua siswa juga akan diberdayakan lewat berbagai program, mulai dari pelatihan keterampilan, bantuan permodalan, hingga pendampingan untuk membuka usaha sendiri.
“Nanti akan ada program pemberdayaan orang tua. Bisa kursus keterampilan, bantuan modal usaha, bahkan perbaikan rumah tidak layak huni. Ini bagian dari program prioritas Bapak Prabowo,” jelasnya.
Peluncuran 37 titik Sekolah Rakyat ini menyusul 63 titik yang sudah lebih dulu beroperasi pada pertengahan Juli lalu dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS.
Sama seperti di sekolah rakyat lainnya, MPLS di SRMA 37 Gresik juga diawali dengan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi fisik dan mental siswa. Pemeriksaan ini merupakan bagian dari program prioritas nasional dan dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
“Dengan hasil cek kesehatan ini, guru dan kepala sekolah tahu kondisi masing-masing siswa, baik secara fisik maupun psikis. Ini penting untuk pembinaan ke depan,” ucap Gus Ipul.
Nantinya, sistem pembelajaran 75 siswa berlangsung 24 jam, didukung oleh lingkungan asrama yang aman dan nyaman.
Dalam aspek penguatan keamanan dan kedisiplinan, TNI-Polri dilibatkan, termasuk dalam menjaga ketertiban dan stabilitas lingkungan belajar.
Sementara itu, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, mengatakan bahwa kunjungan Mensos dan Wamensos ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk memastikan inisiatif pendidikan ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Menurutnya, program ini bertujuan menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini sulit mengakses pendidikan, khususnya dari keluarga desil 1.
“Meski persiapannya hanya dilakukan dalam waktu enam bulan, namun kami yakin program ini akan sukses. Pemkab Gresik telah melakukan pendekatan bonding antara guru, kepala sekolah, dan seluruh pihak terkait, mengingat banyak tenaga pendidik yang baru pertama kali bergabung di SRMA,” kata Yani.
Bupati menjelaskan bahwa pemilihan Sidayu didasari pertimbangan efektivitas. Sebelumnya, fasilitas di wilayah tersebut dinilai kurang optimal karena berdekatan dengan SMP Negeri lain. Kemudian dilakukan pengelompokan, siswa SMPN 30 Gresik diarahkan ke SMPN 6, sehingga fasilitas di SMPN 30 bisa dimanfaatkan untuk Sekolah Rakyat.
“Informasi ini kami sampaikan ke Kementerian Sosial, dan alhamdulillah mendapat respons positif. Mudah-mudahan SRMA 37 menjadi model pendidikan inklusif yang mampu memberi kesempatan lebih luas bagi generasi muda dari keluarga tidak mampu untuk meraih masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
