INFOGRESIK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik berkolaborasi dengan Komunitas Wartawan Gresik (KWG) menggelar Forum Kolaborasi dan Dialog Publik Kabupaten Gresik di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jumat (5/12/2025).
Pertemuan ini menjadi ruang penting untuk menyamakan persepsi dan memperkuat sinergi dalam menggenjot program kesehatan preventif, khususnya melalui peran Puskesmas sebagai garda terdepan.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani atau akrab disapa Gus Yani, membuka dialog dengan menekankan pentingnya perubahan paradigma kesehatan.
“Kami baru saja mendapatkan penghargaan di bidang kesehatan terbaik dalam peningkatan akses kesehatan, dan ini kami hadiahkan untuk seluruh Puskesmas di Gresik,” ujar Gus Yani.
Ia menjelaskan bahwa konsep kesehatan yang diusung saat ini sejalan dengan visi Menteri Kesehatan, yaitu masyarakat tidak hanya berobat ketika sakit, tetapi juga harus memiliki akses yang mudah dan terjangkau terhadap layanan pencegahan.
“Kita terus mendorong masyarakat di kelurahan dan desa untuk rutin melakukan cek kesehatan gratis di Puskesmas,” tegasnya.
Layanan pemeriksaan gratis meliputi tes gula darah, asam urat, dan kolesterol.
“Ini adalah upaya pencegahan. Konsep ini yang terus kita dorong. Seringkali masyarakat bingung atau kurang informasi, takut mengecek kesehatan karena khawatir bayar. Padahal, ini gratis,” imbuhnya, menekankan perlunya edukasi masif dari Puskesmas.
Terkait jaminan kesehatan, Pemkab Gresik telah menerapkan program Universal Health Coverage (UHC) sebagai perlindungan bagi masyarakat yang sakit. Namun, Gresik sebagai kota industri dengan aktivitas 24 jam menghadapi tantangan tersendiri.
Bupati mencontohkan, jika pekerja pabrik tiba-tiba sakit dan dibawa ke Puskesmas, mereka tetap harus dilayani, terlepas dari status iuran BPJS Ketenagakerjaan.
Untuk menjawab persoalan ini, Pemkab Gresik membentuk URC Pekerja di bawah Dinas Ketenagakerjaan.
“Tujuan URC ini adalah untuk memantau jika ditemukan pelanggaran iuran BPJS Ketenagakerjaan oleh pihak pabrik,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga fokus pada peningkatan infrastruktur kesehatan. Hingga 2025, telah tersedia 29 Puskesmas rawat inap dari total 32 Puskesmas yang ada. Gus Yani berkomitmen mendorong tiga Puskesmas yang belum memiliki fasilitas rawat inap untuk segera pindah lokasi ke lahan yang lebih luas.
Peran Puskesmas Pembantu (Pustu) juga akan dioptimalkan untuk mendukung program cek kesehatan gratis, disertai peningkatan pelatihan bagi tenaga kesehatan.
Dialog ini turut menghadirkan perwakilan dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik. Kepala Seksi Intelijen Kejari Gresik, Raden Achmad Nur Rizky, mengapresiasi program kesehatan yang dijalankan Pemkab Gresik. Ia menyoroti kebingungan masyarakat terkait penjaminan atau asuransi kesehatan di Puskesmas.
“Aturannya sekarang, sakit harus ke fasilitas kesehatan pertama atau Puskesmas,” ujarnya.
Rizky juga menegaskan komitmen penegakan hukum terhadap perlindungan pekerja.
“Perusahaan wajib membayar iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan karyawan, bahkan meski sudah dipecat. Iurannya tetap harus dibayar hingga enam bulan. Jika ini tidak terjadi, kami akan menindaklanjuti,” tegasnya.
Dari sektor lalu lintas, Kanit Kamsel Satlantas Polres Gresik, IPDA Andreas Dwi Anggoro, menyampaikan bahwa tingginya mobilitas masyarakat kerap berujung pada kecelakaan. Ia memastikan korban kecelakaan dapat di-cover oleh Jasa Raharja dengan pelayanan cepat dan tepat.
“Kami mengapresiasi program Dinkes Gresik dalam penanganan korban kecelakaan. Pemkab Gresik juga terbantu dengan adanya layanan darurat 112,” ujar Andre.
Forum kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi momentum percepatan informasi dan edukasi kesehatan, sehingga hak kesehatan masyarakat, baik dalam hal pencegahan maupun penjaminan, dapat terpenuhi secara optimal dan tanpa diskriminasi.
